Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Teka-Teki Penemuan Tengkorak Raksasa dalam "Tengkorak"

20 Oktober 2018   11:41 Diperbarui: 20 Oktober 2018   16:20 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penemuan tengkorak raksasa ini membuat warga gempar (dok. FilmTengkorak.com)

Cerita kemudian bergeser ke berbagai tokoh seperti Ani (Eka Nusa Pertiwi) seorang mahasiswi, Yos (Yusron Fuadi) seorang pembunuh profesional, seorang penulis, dan Letnan Jaka (Guh S Mana) yang memilih mengasingkan diri di menara.

Beberapa dari mereka awalnya tidak saling kenal, tapi kemudian terlibat untuk memecahkan misteri. Bagian akhirnya kemudian tak terduga. Agak mengingatkanku pada bagian cerita animasi lawas milik Ghibli, tapi tetap layak diapresiasi.

Ani dan Yos dipertemukan oleh sebuah kasus pembunuhan (dok. FilmTengkorak.com)
Ani dan Yos dipertemukan oleh sebuah kasus pembunuhan (dok. FilmTengkorak.com)
Memang karya Yusron Fuadi ini belumlah sempurna. Dari segi cerita, tempo bagian pertengahannya agak lambat dan datar. Ceritanya juga kurang runtut sehingga adegan satu dan berikutnya agak terkesan agak melompat-lompat.

Untuk segi penokohan, karakter tokoh utamanya kurang tergali. Siapa Ani? Sepanjang cerita aku hanya tahu ia mahasiswi yang pintar menangis. Yos juga digambarkan sebagai pria 30 tahunan yang suka berurusan dengan pembunuhan. Ada beberapa pesan yang kurang tersampaikan, padahal tidak cukup hanya lewat tangisan-tangisan.

Pemerannya memang diisi oleh jajaran pemain yang namanya belum banyak dikenal. Mereka adalah seniman Yogyakarta.

Pembuatnya juga rumah produksi Akasacara bekerja sama dengan Vokasi Studios UGM. Dari segi kualitas akting sebenarnya lumayan baik, gestur dan dialognya luwes seperti keseharian. Oh ya karena latarnya di Yogyakarta maka dialognya banyak menggunakan bahasa Jawa. Tapi jangan kuatir karena ada subtitle-nya berbahasa Indonesia.

Lokasi pengasingan Letnan Jaka (dok. FilmTengkorak.com)
Lokasi pengasingan Letnan Jaka (dok. FilmTengkorak.com)
Dari segi visual, pada saat menggambarkan tahun 2006 sudah cukup baik. Lain halnya ketika waktu sudah bergulir tahun 2021. Seolah-olah tidak ada perbedaan jelas antara kedua tahun itu.

Gambar dengan kamera bergoyang di beberapa adegan terasa kurang pas dan menganggu kenyamanan menontonnya. Penggunaan animasi juga masih terbilang kurang halus dan kurang menyatu.

Oh ya untuk skoringnya penempatannya pas dan memberikan andil dalam menambah emosi dalam cerita "Tengkorak". Film ini juga mendapat pujian ketika tayang di berbagai festival film mancanegara, seperti Festival Film Asia 2017, Cinequest Film dan VR Festival 2018.

Oleh karena film ini hanya diputar terbatas di beberapa kota maka sebaiknya Kalian segera menontonnya. Ada kemungkinan karena layarnya yang sedikit dan ceritanya yang kurang komersil maka film ini akan segera turun layar.  

"Sebuah film indie yang membuat sineas yakin bahwa gagasan cerita  tetaplah sebuah kontribusi penting. Meski masih ada beberapa segi minusnya, Tengkorak memberikan warna baru perfilman nasional dengan unsur science fiction-nya yang membumi. Skor 7.2/10."

Detail Film:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun