Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Franchise "Insidious" Makin Buruk, James Wan Perlu Kembali ke Bangku Sutradara

14 Januari 2018   16:26 Diperbarui: 16 Januari 2018   15:22 2162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elise dan Tucker menyelidiki ruang bawah tanah (dok. IMDB)

Nama besar James Wan masih menjadi magnet bagi pecinta film horor. Sukses dengan Insidious dan Conjuring, kelanjutan kedua film tersebut masih mampu menarik pundi-pundi uang dari penonton, meskipun James Wan hanya di bangku produser. Insidious sendiri telah sukses melahirkan satu sekuel dan dua prekuel. Sayangnya semakin ke sini kualitas film Insidious makin menurun. Rating Insidious: The Last Key di Rotten Tomatoes dan IMDB masing-masing hanya 33% dan 59. Apakah penonton sudah bosan dengan ramuan horor ala Insidious? Ataukah James Wan harus kembali sebagai sutradara?

Sudah sejak awal tahun 2017, film Insidious: Chapter 4 ramai diperbincangkan, apalagi ketika teaser trailer-nya hadir sekitar pertengahan Januari 2017. Ada kabar bahwa film tersebut akan dirilis pada bulan Oktober 2017. Namun entah kenapa perilisan film tersebut kemudian ditunda hingga awal Januari 2018. Para penggemar setia Insidious dan penggemar horor ala James Wan pun dengan sabar menunggu. Ternyata penantiannya tak berbuah manis. Filmnya sangat jauh dari harapan.

Euforia film Insidious: The Last Key sudah dimulai sejak akhir pekan silam. Tiket midnight pada 6 dan 7 Januari laris manis. Seorang kawan yang menyempatkan diri menonton saat midnight di Bandung bercerita bahwa baru kali ini ia melihat pertunjukan midnight begitu ramai bak pertunjukan konser. Hal serupa juga terlihat pada saat aku menonton pada penayangan regulernya. Meskipun aku memilih pertunjukan terakhir, Rabu pukul 21.25 di bioskop dekat rumah, penontonnya juga ramai. Dua pertiga kursi studio penuh.

Melihat antusiasme penonton akan kelanjutan Insidious, tak heran apabila IMAX juga menampilkan film horor tersebut. Seru dan pasti sensasinya berbeda ketika menonton film horor di layar yang lebar dengan format tiga dimensi.

Film Insidious: Chapter 4 memang tidak sesuai harapan. Ceritanya lumayan bagus tapi dari segi horor kurang menggigit. Tidak seram Boo, level seramnya kalah jauh dengan Insidious sebelum-sebelumnya. Bahkan kalah jauh lah level keseramannya jika dibandingkan Pengabdi Setan ala Joko Anwar. Horornya hanya mengandalkan bunyi-bunyian yang mengagetkan, serta sosok menyeramkan yang muncul mendadak. Ketika kuping ditutup, horornya jadi datar.

Specs dan Tucker membuat Insidious tak hanya seram (dok. IMDB)
Specs dan Tucker membuat Insidious tak hanya seram (dok. IMDB)
Film ini masih mengandalkan trio pemburu hantu, Elise Rainier (Lin Shaye) dan dua asistennya yang kocak, Specs (Leigh Whannell) dan Tucker (Angus Sampson). Kali ini mereka dikontak untuk mengusir roh jahat yang mendiami rumah yang lokasinya dekat penjara di New Mexico. Rumah tersebut awalnya adalah milik keluarga Elise yang menyimpan masa lalu kelam. Awalnya Elise enggan, tapi ia kemudian ingat tujuan bakatnya dipergunakan untuk melindungi manusia dari ruh jahat.

Akhirnya Elise kembali ke kediamannya yang menyimpan kenangan pahit. Rupanya ruh jahat yang tak sengaja dibebaskannya masih ada dan kali ini bisa jadi ia tak sanggup menghindari atau mengalahkan ruh jahat tersebut. Ruh tersebut sudah lama mengincar kemampuannya.

Ruh jahat ini mengincar Elise (dok. IMDB)
Ruh jahat ini mengincar Elise (dok. IMDB)
Awas spoiler!

Untuk alur ceritanya bisa dikatakan paling lemah jika dibandingkan ketiga film Insidious lainnya. Unsur dramanya lebih kental daripada horornya. Ceritanya lebih mengungkapkan masa lalu kelam Elise sebelum dikenal menjadi sosok pengusir ruh jahat. Ia pernah dihukum ayahnya di ruang bawah tanah yang kemudian membuat Elise lalai dan tak sadar meloloskan ruh sangat jahat.

Meskipun film ini mendapat rating buruk, penontonnya masih banyak bahkan malah tambah layar. Insidious ini memang masih menjadi magnet bagi pecinta film horor. Kekuatan film ini terletak pada elemen-elemen yang menjadi ciri khas Insidious dan trio pemburu hantu yang memiliki karakter yang menarik.

Ciri khas film Insidious yaitu adanya alam yang disebut the Further. Di alam ini ruh jahat menghuninya, kecuali ada yang tak sengaja ruhnya tersesat di sini atau tak sadar melakukan perjalanan astral hingga sampai alam tersebut dan tak bisa kembali pulang. Kasus yang terjadi pada Josh dan Dalton Lambert pada Insidious pertama dan kedua, keduanya memiliki kemampuan astral dan tak menyadarinya. Alhasil ruh-ruh jahat tersebut menyandera ruh keduanya dan hendak menguasai badan fisik mereka agar bisa kembali ke dunia nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun