Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan featured

Sedotan Plastik Mengancam Kehidupan Satwa Laut, Yuk Kurangi Perlahan

11 November 2017   07:39 Diperbarui: 10 Agustus 2019   13:41 4584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedotan plastik sangat sering digunakan tapi dampaknya sangat merugikan kehidupan di lautan (sumber: news.nationalgeographic.com)

Mb Syir Asih Amanati dengan sabar mengajari kami membuat bunga dari sedotan plastik (dokpri)
Mb Syir Asih Amanati dengan sabar mengajari kami membuat bunga dari sedotan plastik (dokpri)
Dengan sabar mba Asih mengajari kami membuat kerajinan dari sedotan plastik berupa bunga mungil  untuk menunjukkan betapa sulitnya melakukan proses daur ulang sedotan plastik. Rupanya tidak mudah membuatnya. 

Beberapa di antara kami membongkar ulang pekerjaan agar hasilnya semanis dan serapi yang dicontohkan. Wah bikin satu bunga mungil saja lama dan tidak mudah, bagaimana melakukan daur ulang untuk 500 juta sedotan plastik. Anggap saja satu persennya saja, masih 5 juta sedotan plastik. Bagaimana 10-20 tahun ke depan? Bakal berapa miliar sedotan plastik yang memenuhi bumi.

Sedotan plastik bukan kebutuhan utama. Ia masih bisa digantikan sedotan dari bahan lainnyayang bisa digunakan berkali-kali dan ramah lingkungan, misalnya dari stainless stell. 

Jika tidak ada sedotan plastik untuk minum pun bukan malapetaka, karena minuman juga bisa diteguk atau diseruput. Jangan sampai makin banyak satwa lautan yang menderita karena sumbangan sedotan plastik yang kita gunakan.

Hasil bungan mungil dari sedotan plastik (dokpri)
Hasil bungan mungil dari sedotan plastik (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun