Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Thor: Ragnarok" Tak Lebih Baik dari Film Pendahulunya

26 Oktober 2017   08:00 Diperbarui: 26 Oktober 2017   11:58 7476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thor dan kawan-kawan siap mencegah ragnarok (kiamat) di Asgard (sumber: wallpapersite.com)

Film superhero masih menjadi mesin penghasil uang yang efektif. Basis penggemarnya di Indonesia pun cukup tinggi. Tak heran jika jadwal pemutaran film superhero di Indonesia rata-rata lebih cepat dari jadwal resmi di Amrik. Sayangnya rata-rata film superhero sekedar pamer efek spesial, mengesampingkan jalan cerita yang apik. Bagaimana dengan Thor: Ragnarok, layakkah direkomendasikan?

Thor: Ragnarok termasuk salah satu film superhero Marvel Cinematic Universe yang diantisipasi. Thor termasuk superhero dan anggota Avengers favorit. Putra mahkota Asgard ini kuat tapi juga naif. Tapi dengan pengalamannya tinggal di bumi, ia seharusnya makin cerdik dan tak tertipu Loki.

Ya, pada film ketiga Thor, si dewa petir ini tidak lagi tertipu daya oleh adik angkatnya. Ia langsung mengenali sosok adiknya yang menyamar sebagai Odin (Anthony Hopkins), ayahnya. Thor (Chris Hemsworth) marah besar dan memaksa Loki (Tom Hiddleston) memberitahukan lokasi di mana ia menyembunyikan ayahnya, namun ayahnya sudah tidak ada di panti wreda. Lantas dimanakah Odin? Berkat bantuan dr Stephen Strange (Benedict Cumberbatch), keduanya berhasil menemui ayahnya di Norwegia. Odin berpamitan ke kedua putranya karena merasa waktunya di dunia sudah habis.

Sebelum meninggalkan putranya, Odin memberitahukan sebuah rahasia keluarga yang disimpannya. Ia juga meminta Thor bersiap-siap menghadapi Hela (Cate Blanchett), yang dikurungnya selama ini. Nasib Asgard akan sangat terancam oleh kehadiran dewi kematian yang sangat kuat ini.

Sosok Hela di film Thor penampilannya mirip Maleficent (sumber: IMDB)
Sosok Hela di film Thor penampilannya mirip Maleficent (sumber: IMDB)
Rupanya benar kata ayahnya, kekuatan Hela jauh di atasnya. Palu Thor, Mjolnir, hancur luluh terkena sentuhannya. Loki makin memperburuk suasana. Akhirnya keduanya terdampar di Sakaar dan Hela sukses tiba di Asgard. Thor menjadi tawanan, sedangkan Hela menikmati membuat kekacauan. Apakah Hela bakal menjadi ragnarok atau kiamat di Asgard seperti yang diramalkan?

Nikmati Saja, Jangan Pasang Ekspektasi Tinggi

Film ini sudah ramai diperbincangkan sejak video trailer-nya dirilis. Semakin mendekati jadwal tayang, euforia makin membumbung, ekspektasi penggemar film superhero terhadap Thor: Ragnarok pun melambung, apalagi dalam film ini ada sosok dokter Strange dan Hulk (Mark Ruffalo), dua superhero Marvel yang juga digandrungi.

Adegan pertarungan Hulk versus Thor ini ramai dibahas sejak muncul dalam trailer-nya (sumber: IMDB)
Adegan pertarungan Hulk versus Thor ini ramai dibahas sejak muncul dalam trailer-nya (sumber: IMDB)
Sayangnya, meskipun ada kehancuran di sana-sini, musuh yang kuat, dan setting yang megah ala-ala Star Wars, saya merasa film ketiga Thor ini tak lebih baik dari dua film pendahulunya. Bahkan menurutku malah kualitasnya menurun dibandingkan film Thor pertama yang segar dan Thor: Into The Dark yang serangan musuhnya cukup masif.

Dari segi visual, Thor: Ragnarok lumayanlah, meskipun kualitas CGI-nya juga tidak wah. Saya masih bisa tertawa lepas karena beberapa adegan juga kocak. Namun, dari sisi cerita, hemmm saya cuma bisa berkomentar, ya kok gitu saja.

Awalnya saya menaruh ekspektasi tinggi pada sosok Hela yang diperankan Cate Blanchett. Aktris asal Inggris ini memukau sebagai Galadriel dalam trilogi The Lord of The Rings dan The Hobbits. Aktingnya sebagai wanita angkuh di Blue Jasmine juga patut diacungi jempol. Di sini ia memang tampil gahar sebagai dewi kegelapan. Sayang porsi ia memamerkan kemampuan bertarungnya kurang banyak dan masih kurang terlihat sebagai dewi yang sangat kejam.

Porsi Hela kurang banyak, sehingga kekejamannya kurang terlihat (sumber: IMDB)
Porsi Hela kurang banyak, sehingga kekejamannya kurang terlihat (sumber: IMDB)
Meski filmnya di bawah ekspektasiku, film ini perlu ditonton penggemar Marvel Cinematic Universe karena film ini akan menjadi petunjuk pada film Marvel berikutnya, Avengers: Infinity Wars. Filmnya juga menghibur dengan beberapa adegan yang bikin tertawa geli, ensemble cast yang solid dan pengenalan karakter baru yang menarik. Ada perkembangan karakter Hulk/Bruce Banner, pertemuan pertama antara dr Strange si penyihir dan Thor, juga pengenalan sosok Valkyrie (Tessa Thompson). Dalam mitologi Nordik, Valkyrie adalah dewi pejuang, yang mengenakan jubah biru dan memiliki senjata taring naga. Sebagai debut Taika Waititi menyutradarai film blockbuster, karyanya ini bolehlah dipuji, tidak buruk, tapi juga tidak wow. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun