Mohon tunggu...
Dewi Masluchah
Dewi Masluchah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emosi Positif dan Negatif

8 Februari 2017   19:27 Diperbarui: 8 Februari 2017   19:32 7189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emosi bukanlah kata yang asing di dengar oleh telinga kita, bahkan hampir setiap hari kita mengucapkan atau mendengarkan kata tersebut. Seringkali orang mengartikan kata emosi sebagai perasaan marah ataupun dengan keadaan marah padahal emosi tidak hanya tentang perasaan marah. Arti kata emosi sendiri yaitu luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang singkat, entah itu luapan marah, benci, bahagia, cinta dan lain sebagainya jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa emosi tidak melulu mengenai perasaan amarah. Emosi dapat juga diartikan sebagai keadaan dan reaksi psikologis serta fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, dan termasuk kemarahan.

Secara bahasa emosi berarti perasaan yang melingkupi seseorang pada suatu waktu. Ada perasaan senang, suka, benci, marah, sedih, gembira, kecewa, takut, cemas, dan lain sebagainya. Berbagai perasaan yang diharapkan oleh manusia, seperti rasa senang, suka, dan gembira merupakan emosi positif. Sementara berbagai perasaan yang tidak diharapkan oleh manusia, seperti kecewa, sedih, benci, dan takut merupakan emosi negative.

Setiap hari seseorang dikelilingi oleh emosi positif maupun emosi negative. Tidak akan pernah ada  seseorang yang kehidupannya selalu dilingkupi emosi positif atau mungkin selalu dilingkupi emosi negative. Allah Swt. Menciptakan semuanya berpasang-pasangan, ada laki-laki maka ada perempuan, ada kanan maka ada kiri, dan emosi positif maka ada emosi negatif. Itu semua merupakan ketentuan dari Allah Swt.  Seperti firman Allah Swt Al-Qur’an surat Abasa ayat 38-41.

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌ ﴿٣٨﴾ ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ﴿٣٩﴾ وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ ﴿٤٠﴾ تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ﴿٤١﴾

Artinya:

Banyak muka pada hari berseri-seri, tertawa dan bergembira ria, dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. (QS. Abasa: 38-41).

Emosi dapat diartikan sebagai perasaan seseorang, baik berupa perasaan positif maupun perasaan negative sebagai respons terhadap suatu keadaan yang melingkupinya akibat dari adanya hubungan antara dirinya dengan induvidu lainnya dan suatu kelompok. Perkembangan emosi anak   pada anak usia 0-6 tahun  atau usia dini dapat didefinisikan sebagai perubahan perasaan positif maupun negatif yang mana merupakan akibat dari adanya hubungan antara dirinya dan oranglain.

Menurut teori kebutuhan Abraham Maslow sebenarnya emosi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pemenuhan-penuhan kebutuhannya. Maslow mengungkapkan ada 5 kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memiliki dan cinta, kebutuhan untuk dapat mengaktualisasikan diri. Bagi anak usia dini, kelima kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhinya sendiri.. Anak memerlukan bantu dari orang lain agar kelima kebutuhan terpenuhi.

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bukan hanya bagi anak usia dini, tetapi juga bagi orang dewasa. Kebutuhan fisiologis seperti pemenuhan makanan untuk mengobati rasa lapar, pemberian minuman untuk menobati dahaga, dan pemberian waktu untuk beristirahat untuk mengobati kelelahan. Dengan demikian, sebelum individu dapat memenuhi kebutuhan fisiologis ini, individu belum dapat melangkah ke tahap kebutuhan berikutnya. Dalam pandangan islam, pemenuhan kebutuhan fisiologis tersebut merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh orangtua terhadap anak.

Ketika kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, anak akan merasa nyaman. Rasa senang dan nyaman yang dirasakan oleh anak dapat memacu anak untuk menampilkan emosi-emosi yang positif, seperti cinta, senang, gembira, dan lainnya, sehingga emosi-emosi yang positif itu sangat penting untuk dimiliki anak untuk dapat mencapai perkembangan sosial-emosi yang maksimal.

Rasa nyaman itulah yang harus pertama kali diciptakan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman bagi anak. Kebutuhan akan rasa aman bagi anak misalnya kebutuhan akan keselamatan, terbebas dari kecemasan, ketakutan, dan penyakit. Pemenuhan kebutuhan akan rasa aman dapat dilakukan dengan selalu memberikan perhatian kepada anak, menghibur anak ketika sedih atau tidak nyaman, menjauhkan benda-benda yang berbahaya dari jangkauan anak., memberikan pelukan ketika anak merasa takut dan cemas dan selalu menjaga kesehatan anak. Apabila kebutuhan akan rasa aman ini tidak terpenuhi akan menjadi sosok anak yang gelisah, penakut, berpenyakitan, dan selalu merasa terancam, sehingga hal itu dapat berlangsung sampai dewasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun