Mohon tunggu...
Demar Adi
Demar Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka menulis

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Waktu yang Membentang Jarak

11 Agustus 2018   03:05 Diperbarui: 11 Agustus 2018   03:24 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Dua tahun menahan deru rindu. Memeluk sepi di setiap ujung senja. Merintih menyesali sinyal gawai yang tak bersahabat hingga pembicaraan tersendat di ujung jalur. Terkadang bahkan wajahnya mengabur di tengah sebuah panggilan video. Aaah... cinta jarak jauh memang melelahkan.

********************

Langkah bergegas menaiki pesawat. Duduk dalam diam merapal doa. Memohon agar jarak segera menyempit untuk bertemu kekasih hati. Dua tahun telah melangkah menjauh demi sebuah impian. Meninggalkan kasih sayang yang nyaman sebagai sebuah pengorbanan cita-cita. Kini akhirnya aku akan pulang.

Seorang penumpang  lain duduk di sebelahku. Dari sorot matanya saat menyapa, kutahu dia sedang butuh teman mengobrol. Kusediakan telinga untuknya, walau otak dan hatiku serasa sudah sampai di kampung halaman. Mengkhayalkan menghirup harum rambut kekasihku.

"... Dia tega sekali, bukan?" tanya lelaki di sebelahku itu.

"Eh, ya. Saya juga merasa begitu," jawabku asal.

Kemudian panjang lebar lelaki itu meneruskan kisah sedihnya yang ternyata berakar pada pengkhianatan sang kekasih. Setelah cukup lama menjalani kisah cinta jarak jauh yang menentramkan, akhirnya bayangan sang kekasih mulai memudar. Gelagapan bagai hendak tenggelam, laki-laki itu berusaha meraih mendekap bayang sang kekasih. Memutuskan pulang segera, lebih awal dari seharusnya. 

Kemudian terhenyak mendapati gadis pujaan tersenyum di hari bahagia. Mengenakan kebaya putih bermahkotakan sanggul dengan untaian mawar dan melati. Bersanding dengan sahabat lelaki itu. Aaaah... satu lagi cinta jarak jauh berakhir tragis.

Batin semakin menjerit. Tak bisakah pesawat ini terbang lebih cepat? Kekasih menunggu di ujung perjalanan, tapi aku tak yakin dia mampu bertahan lebih lama. Kisah lelaki itu mirip dengan kisahku. Semoga tak berakhir sama.

**************

"Mas, rasanya aku tak mampu lagi menggenggam rindu. Sudah ingin  kuletakkan di sudut jembatan tempat kau janji akan menemuiku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun