Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Over Confident di Tempat Kerja Samakah dengan Personal Branding?

1 September 2022   13:45 Diperbarui: 1 September 2022   15:03 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inisiator gerakan#akuberdaya,Nina Nugroho (foto: dokpri)

Dari berbagai penelitian mengenai kapasitas memori otak manusia disebutkan mencapai 10 kali lebih besar dari yang pernah dipikirkan sebelumnya. Dalam sebuah penelitian oleh Salk Institute ditemukan bahwa otak manusia ternyata memiliki kapasitas memori setidaknya 1 petabyte atau setara dengan 10 juta gigabyte atau  setara kapasitas  internet saat ini.

Namun sayangnya dalam hal mengingat nama,  ternyata otak seseorang  hanya bisa menampung 7 nama. Bahkan untuk berada di posisi top of mind , maksimal 3 nama saja.

 "Artinya yang masuk di top of mind saja, atau sudah masuk di benak konsumen , barulah akan diingat. Pada posisi ini, brand akan membuat kita stand of the crowd," ungkap Nur Fatma Fitri, seorang Customer Experience  Practitioner dari  Tempa Trainers Guild (TTG) .

Kadang tanpa disadari, seseorang merasa begitu over confident atau memiliki kepercayaan diri yang berlebih.  Merasa bahwa orang-orang di sekitar kita sudah begitu mengenal kita. Termasuk juga pada saat memiliki sebuah produk, merasa tidak perlu berpromosi  mengenai apa saja keunggulan produknya.

Begitupun di tempat kerja, kita berpikir sudah merasa cukup dengan bekerja yang baik saja. Tapi pada ada promosi jabatan, nama kita sama sekali tidak disebut.

Berbincang pada acara webinar yang digelar gerakan #akuberdaya beberapa waktu lalu,  coach Nur Fatma Fitri atau disapa Fivi menekankan pentingnya personal branding.

Apa yang dimaksud dengan personal branding? Yaitu  sebuah cara menentukan persepsi orang lain terhadap diri kita yang dapat membantu untuk mencapai tujuan yang ingin kita tuju.

"Personal branding, bagaimana orang mengenal saya. Apapun profesi yang kita tekuni saat ini, apakah seorang ibu rumah tangga, pensiunan ASN, mahasiswa dan profesi lainnya di sana sudah ada top of mindnya sendiri. Orang yang paling dikenal di bidangnya tersebut. Jadi kalau  ingin dikenal, pastikan dulu bahwa  kita  masuk kedalam posisi top of mindnya orang-orang," papar Fivi.

Seberapa perlu kita membranding diri sendiri? Menurut Fivi,  sangat perlu. Kita mau dikenal sebagai apa oleh lingkungan kita, kekuatan personal branding  sangat menentukan.

"Tapi jangan sampai kita   berperilaku seperti ini: meminjam beragam "topeng" milik orang lain yang kita anggap hebat, panutan, idola, sebagai wajah yang kita pakai dalam keseharian. Nyamankah?  Pastinya tidak nyaman ya. Sebagai contoh, media sosial tanpa disadari atau tidak telah turut mendorong kita untuk mengekspos sisi kehidupan pribadi. Dari hanya postingan ala kadarnya kemudian meningkat menjadi kebutuhan yang wajib dipenuhi dan diatur tampilannya," urai Fivi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun