Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bertemu Rahmat Maliki, Penerus Usaha Kopi Maguru Khas Cikole Jayagiri Lembang Dirintis Sejak 1966

11 April 2024   22:46 Diperbarui: 11 April 2024   22:57 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku bukan penikmat kopi. Tapi sejak hamil anak ketiga, tiba-tiba jadi suka kopi. Bahkan lebih suka dengan ampas kopi. Jangan tanya kenapa.

Meski mulai suka kopi, harus jadi orang pemilih juga. Tidak sembarangan kopi yang ku cicip. Aku lebih memilih kopi hitam tanpa gula. Akan lebih baik kalau kopi itu tanpa ampas.

Karena mulai menyukai kopi, bila di sebuah acara disuguhkan kopi khas daerah, rasanya rugi bila tidak bertanya-tanya dan mencicipinya.

Saat ada acara Perhutani dan Kementerian Lingkungan hidup di Cikole, Lembang, aroma kopi membawaku menjadi tester. Kopi Maguru nama kopi yang kucicip saat itu. Katanya ini kopi khas Cikole Jayagiri, yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Rahmat Maliki (57), menjadi orang keempat yang melanjutkan usaha kopi yang dimulai oleh kakek neneknya di Cikole Jayagiri. Jadi apa yang membedakan kopi Arabica Maguru dengan kopi Arabica lainnya? 

Sejak dirintis pada 1966, kopi Maguru dikemas sachetan. Dalam kemasan untuk diseduh satu cangkir itu, komposisinya kopi Arabica dan gula aren.

Ada sebuah keunikan dari kopi ini, yakni komposisi kopi dan gula itu sudah diracik dari awal mereka memulai usaha.

Dari awal, kata Maliki, kopi Maguru memang disajikan dengan konsep mudah dan sederhana. Maliki mengatakan, keluarganya sebagai produsen menginginkan penikmat kopi Maguru mudah mencicipi kopi yang masih dikelola dengan cara tradisional itu.

Maliki menyebutkan banyak orang yang penasaran dengan merek Maguru yang diselipkan pada kopi tersebut. Ia mengatakan kedua orang tuanya berprofesi guru. Namun mereka memang sudah lama bergelut di bidang kopi. 

"Karena banyak yang mengenal sebagai kopi buat ema guru, maka kami buat jadi nama yang mudah, yakni kopi Maguru," ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun