Mohon tunggu...
Dewanto Samodro
Dewanto Samodro Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar yang mengabdikan diri menjadi pengajar

Pengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Dalimin - Tilang

16 September 2022   12:57 Diperbarui: 16 September 2022   13:01 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sedang asyik menyeruput cappuccino panas di kampus pagi ini saat Dalimin datang menghampiriku.

"Dua hari lalu saya habis ditilang, Mas," kata Dalimin.

Aku yang sudah mulai mengenal kebiasaan Dalimin pun meletakan gelas kopiku. Ada suatu hal penting yang tampaknya ingin Dalimin katakan kepadaku.

"Kenapa bisa ditilang, Mas?" tanyaku.

"Kena ganjil genap, Mas. Mobil saya nomor polisinya genap. Kemarin pas tanggal ganjil, saya lupa lewat Sudirman," katanya.

"Kok bisa lupa? Kan penerapan ganjil genap sudah lama?" tanyaku lagi.

"Kan selama ini saya jarang bawa mobil, Mas. Apalagi selama pandemi kemarin jarang sekali sampai ke tengah kota Jakarta. Sampeyan bisa bantu saya ambil SIM yang ditahan tidak, Mas? Kan sampeyan mantan wartawan," tanyanya.

Mendengar permintaan Dalimin, aku kalem saja. Aku sudah menduga Dalimin akan minta tolong seperti itu.

"Waduh, Mas. Saya saja pernah ditilang dan ikut sidang kok. Lebih baik ikut sidang saja. Dendanya tidak banyak kok. Saya pernah ditilang karena SIM mati, cuma bayar denda Rp30 ribu. Sampeyan tinggal datang ke kejaksaan saja, bayar denda, lalu ambil lagi SIM sampeyan," kataku.

Dalimin terdiam. Saya yakin, dia pasti sudah mengira saya akan menolak permintaannya karena dia tahu kalau saya pernah datang sendiri sidang tilang.

"Sebenarnya pembatasan ganjil genap itu tidak adil, Mas. Apalagi untuk mobil dengan nomor genap seperti punya saya," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun