Mohon tunggu...
Dewanto Samodro
Dewanto Samodro Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar yang mengabdikan diri menjadi pengajar

Pengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar atau Puan, Siapa Dipilih PDI Perjuangan?

16 Agustus 2022   08:52 Diperbarui: 16 Agustus 2022   08:55 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun, elektabilitas dalam survei tetap harus menjadi perhatian. Popularitas dan elektabilitas yang cukup tinggi, tampaknya menjadi salah satu pertimbangan Megawati untuk mengusung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2014, meskipun saat itu beredar isu bahwa Megawati akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden.

Perjalanan politik Jokowi hingga akhirnya menjadi presiden memang menjadi sebuah fenomena baru di Indonesia. Berangkat dari keberhasilan sebagai Wali Kota Surakarta dalam dua periode, Jokowi kemudian diusung menjadi calon Gubernur DKI Jakarta dan berhasil mengalahkan petahana Fauzie Bowo.

Populer di masyarakat dan menjadi buruan pemberitaan media, hingga dijuluki sebagai media darling, langkah Jokowi menjadi presiden sangat mulus dan berhasil mengalahkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hingga dua kali.

Pemilihan presiden sangat berbeda dengan pemilihan legislatif. Dalam pemilihan legislatif, pemilih cenderung memilih partai politik, sehingga ideologi, platform, dan citra partai politik sangat memengaruhi pemilih.

Berdasarkan hal itu, maka dapat dipetakan sebuah wilayah merupakan basis dari partai tertentu, misalnya Jawa Tengah yang dipetakan sebagai basis pemilih loyal PDI Perjuangan. Sejak Reformasi 1998, PDI Perjuangan selalu menang dalam pemilihan legislatif di Jawa Tengah, mendapatkan kursi terbanyak di DPRD, dan menempatkan kadernya sebagai gubernur.

Namun, pemilihan presiden atau pemilihan gubernur sangat bergantung pada figur calon yang bersaing. Rekam jejak dan kiprah politik calon sangat memengaruhi pemilih untuk menjatuhkan pilihannya. Karena itu, bisa jadi calon presiden atau calon kepala daerah berhasil menang di daerah yang bukan basis massa partai yang mengusungnya.

Hal itu terjadi pada Pemilihan Presiden 2009. Meskipun berhasil meraih suara terbanyak pada Pemilihan Legislatif 2009 di Jawa Tengah, PDI Perjuangan ternyata kalah dalam pemilihan presiden di daerah yang menjadi basis massanya sendiri.

Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Presiden 2009 di Jawa Tengah, mengungguli pasangan Megawati Sukarnoputri-Prabowo Subianto.

SBY memang memiliki keunggulan saat itu karena merupakan petahana. Rekam jejak dan kepemimpinannya saat menjabat sebagai presiden di periode pertama, jelas memengaruhi mayoritas pemilih di Jawa Tengah alih-alih loyalitas ideologis kepada PDI Perjuangan yang mengusung Megawati.

Hasil Pemilihan Presiden 2009 di Jawa Tengah itu bisa menjadi pelajaran berharga bagi PDI Perjuangan untuk menentukan sosok yang pada akhirnya akan diusung menjadi calon presiden pada Pemilu 2024. Bisa Puan, bisa Ganjar, bahkan bisa jadi sosok yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun