Mohon tunggu...
Sridewanto Pinuji
Sridewanto Pinuji Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Blog

Penulis untuk topik kebencanaan dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Penanganan Bencana Setelah Badai di Karibia

12 Juli 2021   13:04 Diperbarui: 12 Juli 2021   13:43 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HurikanMaria Melanda Puerto Riko (CIRA, NOAA Satellites, Flickr)

Sebagai tambahan informasi, area dengan kondisi sosial ekonomi rendah memiliki jumlah korban meninggal dunia yang tinggi terkait dengan bencana angin topan ini. 

Penelitian dari Laura Szczyrba menunjukkan bahwa faktor sosial, seperti ras, gender, pendapatan, dan tingkat pendidikan berperan lebih besar dalam menentukan kerusakan permukiman.  Hal itu jika dibandingkan dengan dampak fisik dari badai itu sendiri, seperti angin yang kuat, banjir, atau tanah longsor. 

Ini menunjukkan bahwa isu sosial dan ekonomi yang terjadi sebelum hantaman badai adalah penyebab utama dari kerusakan. Dengan demikian, isu ini dapat menjadi fokus perhatian untuk mengurangi dampak bencana di masa yang akan datang. 

Tren Sosial dan Bencana 

Sekitar 16 tahun yang lalu, Hurikan Katrina mengungkapkan bahwa dampak bencana tidaklah sama terhadap berbagai kelompok masyarakat. 

Gambar dari warga Afrika Amerika di kota New Orleans yang terpaksa mengungsi di atap saat itu beredar luas. Gambar itu juga telah menimbulkan perdebatan mengenai pengaruh rasisme. Perdebatan terjadi terutama untuk melihat kaitan antara rasisme dengan faktor kesehatan masyarakat dan bencana alam. 

Badai Katrina menunjukkan sebuah kenyataan, yaitu bahwa warga kulit hitam ternyata belum sepenuhnya dipahami. Mereka menjadi korban dari badai itu sendiri dan juga dari rasisme yang telah berlangsung lama. 

Kita sudah belajar dari bencana di masa lalu, bahwa tantangan sosial yang paling mempengaruhi dampak bencana adalah status sosial ekonomi, ras, gender, dan juga kelas-kelas sosial di masyarakat. Faktor-faktor tersebut lebih berpengaruh dibandingkan faktor yang lebih kompleks, seperti kualitas kesehatan, kemampuan untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, serta adanya akses pada fasilitas transportasi. 

Kemudian, tantangan sosial juga terus mempengaruhi risiko fisik di setiap kejadian bencana. Misalnya pada kejadian bencana kebakaran hutan, gelombang panas, banjir, tsunami, dan gempa. Bahkan, ketika kita mengalami pandemi seperti saat ini, wabah pun mengancam mereka yang rentan. 

Populasi yang rentan bukan hanya menderita kerusakan seperti kehilangan harta benda, tetapi mereka juga belum sepenuhnya pulih untuk menghadapi bencana berikutnya. 

Pada tahun 2020 Puerto Riko mengalami serangkaian gempa. Bencana tersebut merusak beberapa rumah dengan terpal yang menutupi bagian atapnya. Rumah tersebut belum lagi pulih dari dampak badai Maria. Kondisi ini menunjukkan dan memperbesar dampak dari kesenjangan sosial seiring berjalannya waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun