Mohon tunggu...
Sridewanto Pinuji
Sridewanto Pinuji Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Blog

Penulis untuk topik kebencanaan dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mereka yang Bersatu di Rumah karena Covid-19

19 Maret 2020   13:25 Diperbarui: 19 Maret 2020   13:26 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Murid-murid yang diliburkan sebaiknya tak dibebani macam-macam pekerjaan rumah hanya sebagai kepantasan, sebagai ongkos tak enak hati. Tak setiap lima abad sekali anak-anak ini mendapat libur semacam ini. Ini pun bukan libur normal, tetapi hanya tinggal di rumah hasil ketegangan massal. Orang tua mereka juga tegang pada keadaan jangan ditambah oleh kerepotan baru mengurus PR dan malah menambah ketegangan. Apa salahnya sama sekali membebaskan anak-anak ini dari kewajiban tak wajib itu?

Membebaskan anak-anak bermain selama dua pekan tak akan membuat mereka bodoh. Membebani mereka dengan gunungan PR tak akan membuat mereka menjadi jenius dadakan. Apa salahnya anak-anak itu gembira, orang tuanya gembira agar tak menjadi tambah penat mental karena Corona. Pendidikan mestinya juga peduli pada kurikulum kegembiraan. Guru-guru sebaiknya juga dibebaskan dari beban agar mereka tak ganti membebani murid. Biarkan dua pekan ini menjadi pekan imunisasi kebatinan mereka. Pendidikan jangan kikir soal ini.

Beberapa orang tua kemudian meneruskan tulisan Pak Prie tersebut ke grup-grup sekolah anaknya. Kemudian seperti ini salah satu jawaban dari salah seorang guru di sekolah tersebut: 

"Dalam bulan Maret target materi tema 7 harus sudah selesai, sehingga di bulan April kalau bisa kita harus sudah membahas tema 8." 

Rupanya Bapak dan Ibu Guru di sekolah memiliki target-target yang harus diselesaikan. Nah, target tersebut dialihkan kepada orang tua yang berada di rumah. 

Tentu situasi ini bukan hal yang mudah bagi siapa saja, baik orang tua dan guru. Situasi ini juga terjadi di negara lain, bukan hanya di Indonesia saja.

Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan di Twitter seorang Bapak di luar negeri mempertimbangkan untuk menggaji guru lebih banyak, setelah dia menemani anaknya belajar 30 menit. 

Pengalaman bekerja dari rumah ini memang memerlukan penyesuaian, karena tidak semua orang mempunyai pengalaman dan pernah melakukannya. Namun, upaya kita bersama ini perlu untuk mencegah dan menghentikan penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Situasi ini hanya dapat kita atasi manakala seluruh elemen bersatu padu dan bekerja bersama untuk mengurangi, mencegah, dan menghentikan penyebaran virus.

Kondisi ini menjadi momentum pertemuan dan bersatunya anggota keluarga yang sebelumnya tidak setiap hari berjumpa. Kondisi ini membuat waktu kita bersama keluarga lebih banyak. Kondisi ini mengingatkan kita apa yang paling penting dalam kehidupan, yaitu keluarga. 

Tiap-tiap keluarga perlu bekerja sama di dalam anggota keluarga untuk menahan diri mereka di rumah. Kemudian mengajak tetangga-tetangganya untuk melakukan hal yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun