Mohon tunggu...
Sridewanto Pinuji
Sridewanto Pinuji Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Blog

Penulis untuk topik kebencanaan dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pesan dari Selandia Baru untuk Penanggulangan Bencana Asap

21 September 2019   06:43 Diperbarui: 22 September 2019   03:09 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan kota Auckland, New Zealand (sumber foto: Gwnaethpwyd: 2012 M01 15)

Sejak tanggal 15 sampai dengan 29 September saya berada di Selandia Baru Bersama rekan-rekan dari 10 negara ASEAN dalam rangka pelatihan kepemimpinan dalam suatu kejadian bencana sebagai bagian dari AHA Centre Executive Programme Angkatan ke-Enam yang diselenggarakan oleh AHA Centre. 

Pada minggu pertama, kami berada di Kota Christchurch dengan satu kali kunjungan lapangan ke Kaikoura. Kedua kota tersebut, pernah mengalami kejadian bencana gempa bumi pada tahun 2010, 2011, dan di Kaikoura pada tahun 2016.

Baik di Christchurch dan Kaikoura, udaranya bersih dan segar. Langit pun bersih, birunya tampak begitu sempurna. 

Sementara itu, di tanah air tercinta, saya mengikuti kabar mengenai bencana asap yang terjadi di enam provinsi: Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Saya membaca beberapa perkembangan bencana asap dari para sahabat di Facebook, di antaranya: Fitriyan Zamzami dan wartawan yang berbagai halaman muka Koran Republika tentang seorang bayi berusia tiga hari di Riau yang meninggal karena virus akibat kabut asap yang membuatnya sesak napas. 

Wartawan Kompas, Ahmad Arif pun menuliskan mengenai Jejak Asap dan Generasi yang Terancam Hilang dalam Kabut Asap. Sementara berbagai upaya yang dilakukan juga dapat ditemukan di beranda Facebook Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Sembari mengikuti setiap jadwal yang sudah ditentukan dalam pelatihan kali ini, saya terus-menerus mencoba mencari tahu apa yang bisa dilakukan oleh setiap kita untuk membantu mengurangi derita karena bencana asap ini.

Hingga kemudian sampailah saya di Kaikoura pada Kamis (19/09) kemarin. Di sana, kami diajak berkunjung ke kompleks Maori, suku bangsa asli yang tinggal di Selandia Baru.

kota Kaikoura (sumber: itchyfeetandmore.files.wordpress.com)
kota Kaikoura (sumber: itchyfeetandmore.files.wordpress.com)
Di Wharenui, rumah besar atau adat tempat orang berkumpul termasuk menerima tamu, kami belajar mengenai peran Maori dalam upaya penanggulangan bencana gempabumi di Kaikoura dari Raweri, orang Maori yang baik hati dan berkenan berbagi kepada kami.

Orang Maori dikenal sangat menjaga adat istiadat dan wejangan dari para leluhurnya hingga hari ini, termasuk di Kaikoura. Beberapa menjadi prinsip atau nilai-nilai yang dipegang teguh oleh orang Maori. 

Di antara nilai-nilai tersebut, ada beberapa yang sangat berperan sebagai landasan mereka saat melakukan upaya penanggulangan bencana gempabumi di Kaikoura. Setelah saya renungkan, nilai-nilai tersebut pun dapat diterapkan untuk penanggulangan bencana asap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun