Mohon tunggu...
Capt Maha Dewa Agni Jatayu
Capt Maha Dewa Agni Jatayu Mohon Tunggu... Pilot - Profesional Pilot

Sky Is A Fast Place But There Is No Room For Error - Kompasianer Since 2015

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dewarutji Indonesian Navy

28 September 2015   13:48 Diperbarui: 28 September 2015   15:11 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Republik Indonesia adalah sebuah negara yang berbentuk kepulauan (17.000 pulau) yang membentang dari Pulau Sabang hingga Merauke Irian Jaya. Sehingga merupakan negara yang dari dulu hingga sekarang konsisten dengan transportasi lautnya. Berbicara mengenai lautan maka hal ini tentunya tidaklah lepas dari bagaimana kita bisa mengelolanya sebaik mungkin. Dalam hal ini maka TNI Angkatan Laut merupakan bagian dari sistem pengelolaan itu yang mana merupakan bagian dari pengamanan & penegak kedaulatan Republik Indonesia di lautan.

Seperti yang kita ketahui TNI Angkatan Laut merupakan salah satu unsur utama dari Tentara Nasional Indonesia (AD-AU-AL) sehingga wajar memiliki orang-orang yang tangguh & pintar di dalam mengoperasikan suatu alat utama sistem persenjataan yang canggih dalam hal ini berbentuk kapal perang & pendukungnya. Sehingga wajar kiranya untuk sebelum bisa mengawali & menjadi bagian dari sebuah kapal perang (permukaan & bawah permukaan) maka para prajurit yang akan bertugas di berikan pelatihan dasar & utama yang akan menjadikan mereka bisa mengoperasikan alutsista tersebut dengan baik & benar.

TNI Angkatan Laut telah memulai pelatihan para anggotanya pada tahun 1946 - 1950 di Sekolah Angkatan Laut yang di resmikan oleh Presiden Indonesia I Ir.Soekarno pada tanggal12 Mei 1946 di Kota Tegal Jawa Tengah. Namun dalam perjalanannya nama sekolah yang mendidik para insan Angkatan Laut ini juga mengalami perubahan di antaranya:

* institut Angkatan Laut 1951 - 1956

* Akademi Angkatan Laut 1956 - 1965

* AKABRI Bagian Laut 1965 - 1984

* Akademi TNI Angkatan Laut 1984 - Sekarang

Namun apapun namanya TNI Angkatan Laut tetap konsisten dalam menjalankan tugas pokok pendidikannya untuk para taruna yang akan menjadi para pemimpin (Perwira) di antara banyaknya anggota yang di milikinya pada waktu dulu hingga sekarang.

Sebagai alat penunjang dalam melakukan pelatihan itu maka TNI Angkatan Laut memiliki sebuah kapal layar latih (Tall Ship) yang namanya dari dulu hingga sekarang tenar di kalangan Angkatan Laut Dunia. Kapal ini tidaklah dipersenjatai dengan meriam 76 mm Oto Melara, MBDA Exocet MM 40, MHB 12.7, apalagi dengan MBDA Mistral Tetral & lain sebagainya layaknya sebuah kapal perang yang sangar & menyeramkan.Dia hanya di persenjatai dengan Light Mechine Gun AK - 47 / SS - 1 / 2.Kapal ini bernama "DEWARUCI" (International Code: PKOE - TNI AL: DWR) Kapal latih ini terkenal karena merupakan sebuah kapal layar yang langka di dunia dengan tipe Barquentine & memiliki tiang penopang layar utama sebanyak 3 buah. Kapal ini sendiri dibeli oleh Republik Indonesia untuk Angkatan laut dari Galangan Kapal HC Stulcken & Sohn-Hamburg-West German dengan designernya Mr. Adrian Braun pada tanggal 24 Januari 1953. Sedangkan yang menjadi Kapten Kapal Pertama Dewaruci adalah Kapten Laut (P) AFH.Rossenow

Dewaruci sendiri di ambil namanya sebagai bagian untuk membentuk karakter yang bermutu tinggi di kalangan Kadet Angkatan Laut Indonesia. Dewaruci sendiri merupakan suatu tokoh sentral dalam khazanah pewayangan Jawa. Ada kalimat yang merupakan suatu petuah yang menurut saya masih sangat relevan dengan kehidupan modern saat ini. Yaitu petuah yang di berikan Dewaruci kepada Bima yang berbunyi:

"Jangan Berangkat Sebelum Tahu Tujuanmu - Jangan Menyuap Sebelum Mencicipnya - Tahu Hanya Berawal Dari Bertanya - Bisa Berpangkal Dari Meniru - Sesuatu Terwujud Hanya Dari Tindakan - Janganlah Bagai Orang Gunung Memuji Emas - Mendapat Besi Kuningpun Puas Menduga Mendapat Emas - Bila Tanpa Dasar - Bakti Membuta Pun Akan Bisa Menyesatkan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun