Mohon tunggu...
dewangga putra
dewangga putra Mohon Tunggu... Guru - Seorang pengajar yang menikmati proses belajar sepanjang hayatnya.

Seorang guru dan pengajar bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arsenal, Simbol Kesetiaan dalam Ketidakpastian

10 Juni 2020   12:15 Diperbarui: 8 Juli 2020   22:19 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medio akhir 90-an dan 2000-an adalah masa-masa romantisme bagi para gooners, sebutan bagi fans Arsenal. Bagaimana tidak, Arsenal tidak hanya menjanjikan kemenangan dalam setiap laganya, namun juga menyuguhkan sepak bola menyerang yang terbaik dalam eranya. 

Bahkan sepak bola menyerang Arsenal mendapatkan pengakuan dari seorang Presiden Real Madrid, Florentino Perez, yang pernah berkata bahwa dia ingin membangun sebuah tim penuh bintang, supaya dapat memainkan sepak bola menyerang layaknya Arsenal. 

Puncaknya pun dapat Anda saksikan pada musim 2003/2004, dimana Arsenal mendapatkan gelar juara Liga Primer Inggris dengan status invincible atau tidak terkalahkan sepanjang musim. Suatu pencapaian yang belum bisa disaingi oleh tim manapun di kasta tertinggi Liga Inggris, bahkan oleh Liverpool di musim 2019/2020 sekalipun.

Bagi seorang fans sepak bola sejati di Indonesia, memiliki tim seperi Arsenal sebagai tim kebanggaan adalah suatu hal yang sangat menyenangkan. Saya masih ingat bagaimana setiap hari di sekolah teman-teman saya selalu menaruh respek lebih terhadap saya karena saya adalah seorang gonners sejati. 

Hari Senin adalah hari yang saya tunggu-tunggu karena setiap hari itu saya selalu berkumpul bersama dengan teman-teman di jam istirahat sekolah untuk membanggakan tim favorit masing-masing.

Dan sekali lagi, Arsenal adalah tim yang bisa membuat saya selalu memenangkan perdebatan dengan teman-teman saya tentang siapa tim terbaik di tanah Inggris (karena kebetulan sebagian besar teman-teman saya merupakan fans Liverpool dan Manchester United).

Namun, itu dulu...

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya kalau musim 2003/2004 adalah musim terakhir saya bisa menyombongkan diri ke teman-teman kalau saya adalah seorang fans Arsenal. Selepas musim tidak terlupakan itu, gelar-gelar yang dapat diraih Arsenal hanya sebatas gelar Piala FA, Piala Liga, atau Community Shield.

Nihil gelar Liga Inggris selama kurang lebih 16 tahun (dan nampaknya akan terus bertambah lama) membuat Arsenal kehilangan tajinya di dunia sepak bola. Satu per satu perubahan (bukan dalam hal yang positif menurut saya) terjadi di dalam Arsenal.

Mulai dari stadion kebanggan Arsenal, Highbury, yang harus pensiun sebagai markas Arsenal. Memang dari segi kemegahan dan pemasukan dari sponsor dan jumlah iket yang terjual, Emirates Stadium menawarkan sesuatu yang lebih dari Highbury. Namun entah mengapa, magis Arsenal hilang sejak berpindah ke Emirates Stadium.

Jika dulu, tim-tim lawan Arsenal akan selalu kesulitan untuk dapat menang saat bertandang ke Highbury, sekarang Arsenal sendiri pun kesulitan untuk menang saat bermain di Emirates Stadium. Kehilangan poin-poin saat melawan tim-tim besar atau bahkan tim semenjana di kandang sendiri merupakan salah satu faktor mengapa Arsenal kesulitan untuk dapat meraih gelar juara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun