Mohon tunggu...
Devi Novitasari
Devi Novitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Like Me Like You

Senang menulis tapi belum cukup untuk mendalaminya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gadget vs Generasi Z

15 Oktober 2021   22:48 Diperbarui: 15 Oktober 2021   23:08 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Z merupakan orang-orang yang lahir pada rentang tahun 1996 – 2015, sering juga disebut sebagai generasi alpha. Generasi ini merupakan generasi yang sangat akrab dengan teknologi, bisa dijuluki juga dengan generasi yang melek teknologi. Generasi ini termasuk orang-orang yang tidak mengenal dunia tanpa smartphone ataupun internet karena internet sudah menjadi kebutuhan primer pada masa kini.

Covid-19 turut ambil peran yang cukup besar dalam perubahan pola hidup masyarakat. Bukan hanya Generasi Z, saat ini semua generasi sudah diharuskan melek teknologi karena keterbatasan komunikasi dua arah secara langsung. Sekolah, kuliah, bekerja, hingga kegiatan pemerintahan pun terpaksa harus berbasis online karena upaya yang dilakukan untuk menekan penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia.

Tak dapat dipungkiri, keberadaan internet sangat membantu proses kerja manusia pada zaman ini. Mulai dari mengefektifkan waktu, mempermudah pekerjaan, mempermudah proses komunikasi tanpa memperdulikan jarak dan waktu, dll. Penggunanya pun berasal dari beragam usia, mulai dari anak-anak hingga orangtua. Hal ini menyebabkan semua konten yang tersebar di internet dapat dengan mudah diakses oleh siapapun, dari kalangan manapun, usia berapapun dan dimanapun.

Kemudahan yang ditawarkan oleh internet tentunya tidak selalu berdampak baik terhadap kualitas hidup manusia khususnya untuk kalangan anak-anak di bawah umur. Anak-anak yang selanjutnya menjadi ujung tombak kemajuan bangsa di masa mendatang harus dijaga rasa nasionalismenya dan diberikan perhatian khusus terhadap asupan konten yang mereka terima dari internet.

Kenapa?

Karena internet bukan hanya menyajikan hal-hal yang positif, tapi banyak juga hal negative yang tersebar luas. Dikhawatirkan hal tersebut dapat mempengaruhi pandangan dari generasi muda terhadap diri dan bangsanya sendiri. Kemudahan budaya luar untuk masuk ke Indonesia pun menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, peran aktif dari orangtua, keluarga, dan lingkungan sekitar menjadi sangat penting dalam membimbing anak-anak untuk bijak dalam berinternet.

Pada saat ini, dapat dengan mudah kita temui saat berwisata anak-anak yang sedang berkumpul bersama keluarganya justru lebih asik bermain gadget. Di lingkungan rumah pun sudah tidak aneh ketika melihat anak-anak berkumpul bukan untuk memainkan permainan anak pada biasanya melainkan bermain game mobile berbasis internet.

Hal ini tentunya harus menjadi sorotan bagi kita semua. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa bermain mereka dengan bercengkrama bersama anak seusianya justru lebih akrab dengan smartphone. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat membuat anak menjadi malas, individualis, introvert, anti sosial, bahkan bisa lebih parah dari itu. Ini terjadi karena komunikasi yang seharusnya dilatih dengan baik sejak dini justru terhalang dinding teknologi yang seharusnya memperbaiki tingkat kecerdasan manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun