Mohon tunggu...
Devi Tamara Siregar
Devi Tamara Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

devitamara.blogspot

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makam Keramat Kepala Suku Sakai Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam

23 September 2021   21:17 Diperbarui: 25 September 2021   11:50 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu suku yang masih ada hingga sekarang dan tetap teguh dalam menjalankan tradisi yaitu Suku Sakai. Suku Sakai mendiami wilayah bumi lancang kuning sudah sejak berabad-abad tahun yang lalu. Mereka membentuk suatu perkampungan dengan sistem kepemimpinan tradisional berbentuk sistem bahtin yaitu kepala suku atau penghulu. Bathin suku sakai ada Tiga Belas Bathin. Delapan Bathin (Bathin Solapan ) berada di wilayah Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis dan Lima Bathin (Bathin Limo) berada di Kecamatan Minas dan Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak. Bathin Solapan terdiri dari Batin Bomban Petani, Batin Sebangar (Sobanga) Sungai Jeneh, Batin Betuah, Batin Bumbung, Batin Semunai, Batin Majolelo, Batin Beringin, Dan Batin Bomban Seri Pauh. Bathin Limo Terdiri Dari Batin Tengganau, Batin Beromban Minas, Batin Belutu, Bathin Kandis Singo Maju, Bathin Pinaso.

Makam Keramat Datuk Antui Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam/dokpri
Makam Keramat Datuk Antui Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam/dokpri
Terdapat Makam Keramat Yang Berada Di Kampung Beluka Tanjung Sialang, Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Makam tersebut milik kepala Suku Sakai Datuk Antui Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam yang wafat pada tahun 1821 sekitar 200 tahun yang lalu. Beliau bergelar Ondah karena memiliki fisik yang lebih rendah dibandingkan dengan bathin-bathin yang lain, selain itu beliau juga bergelar Si Lidah Hitam karena memiliki Kesaktian yaitu apapun kalimat atau perkataan yang keluar dari mulutnya akan benar terjadi, maka dari itulah beliau tidak boleh berkata sembarangan. Makam Datuk Antui Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam berada di posisi kiri, sedangkan makam anak dan istrinya berada diposisi kanan dengan dua nisan satu pusara. 

Setelah beliau wafat tidak ada penggantinya sehingga terjadi kekosongan pemimpin,  kemudian Kerajaan Siak Sri Indrapura memerintah kepada Bathin Betuah Boejang Ganti untuk memimpin sementara sampai  mendapatkan pengganti kepala suku yang baru. Sutan Batuah yang kedua yaitu Sultan Batuah II Noik  yang wafat pada tahun 2017, Beliau berwasiat agar dimakamkan dipemakaman umum lingkungan proyek suku  sakai sebab banyak sanak saudara yang dimakamkan disana. Kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya yaitu Sutan Batuah III Kuri Bin Samin yang juga menjabat sebagai Ketua Rw 01 Kelurahan Pematang Pudu Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

Reflika Tapak Rumah Datuk Antui Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam/dokpri
Reflika Tapak Rumah Datuk Antui Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam/dokpri
Dalam suku sakai, dimana rumah kepala suku disitulah menjadi rumah adatnya, berbagai acara-acara besar ataupun untuk penyelesaian masalah dilaksanakan di rumah kepala suku yang biasa disebut rumah besar. Disamping Reflika tapak rumah Datuk Antui Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam akan dibangun rumah besar yang nantinya dijadikan sebagai tempat pemajanngan dari peninggalan-peninggalan suku sakai, hal tersebut untuk mengenalkan kepada masyarakat umum bagaimana bentuk benda-benda kramat dan pusaka dari tetua-tetua suku sakai. 

Selain menggali  informasi mengenai makam keramat Datuk Antui Sutan Batuah Ondah Lidah Hitam, kami juga berbincang-bincang dengan tetua-tetua Suku Sakai,  beliau- beliau menceritakan berbagai hal mengenai kesenian, tradisi adat hingga makanan khas suku sakai. Seperti kesenian Bedikir yang menggunakan odok sejenis alat gendang yang dipergunakan dalam acara pengobatan . selain itu, ada juga Makanan khas suku sakai yaitu "mengalo" yang terbuat dari ubi kayu beracun. Cara membuatnya memakan waktu selama tiga hari tiga malam. Tahap pertama dengan merendamkan ubi kayu beracun yang sudah dikupas kedalam air mengalir semalaman, tujuan direndamkan ke air yang mengalir agar racun-racun yang ada didalam ubi  ikut mengalir bersamaan dengan air tersebut, setelah direndam semalaman kemudian ubi  diparut lalu di diamkan semalaman, setelah itu diperas sampai tidak ada airnya, lalu ubi kayu diayak dan tahapan terahir ubi kayu tersebut digongseng. Setelah digongseng ubi barulah diletakkan di sumpik yang merupakan wadah penyimpanan  terbuat dari daun pandan.

Foto bersama Kepala Suku Sakai Sutan Batuah III, perangkat adat dan masyarakat Suku Sakai Sutan Batuah
Foto bersama Kepala Suku Sakai Sutan Batuah III, perangkat adat dan masyarakat Suku Sakai Sutan Batuah
Terima Kasih Kepada Narasumber :
  1. Kepala Suku Sakai Sutan Batuah III Kuri Bin Samin
  2. Bapak Adam Selaku Ketua Kesenian Suku Sakai Sekaligus Penasehat Sutan Batuah III
  3. Bapak Siron Selaku Monti/Perangkat Adat Bathin Batuah
  4. Bapak Tami Selaku Rt 05 Rw 01 kelurahan Pematang Pudu
  5. Dan Segenap perangkat adat serta masyarakat Suku Sakai Sutan Batuah

Dosen Pengampu  : Piki Setri Pernantah, M.Pd

Penulis  : Devi Tamara Siregar

Program Studi Pendidikan Sejarah

Universitas Riau

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun