Mohon tunggu...
Devita Maharani
Devita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCU BUANA

43221010102 - Dosen Pengampu Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi FEB - Mata Kuliah: Sistem Informasi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

TB 1 - Berpikir Positif dan Berkomunikasi Efektif

25 September 2022   16:15 Diperbarui: 1 Oktober 2022   12:58 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berpikir positif: Facebook/Simona Bonalini Ilustrations

ADAPUN BERPIKIR POSITIF MENURUT PARA AHLI :

Berpikir positif adalah kompetensi seseorang untuk melihat pengalaman hidup mereka sendiri sebagai proses hidup yang perlu dihargai dan dianut oleh pengalaman selanjutnya. Kami telah menemukan bahwa orang yang mencapai hasil dan berpikir negatif mencapai hasil negatif. (Peale, 2006:135) .

Berpikir positif juga dapat diartikan sebagai pemikiran yang dapat menyulut pikiran untuk menyimpang dari yang baik dan berubah menuju taraf hidup yang lebih baik. Dalam hal inilah telah menjadi sistem pemikiran yang membimbing kita untuk melepaskan hal-hal buruk yang dapat mengubah semangat jiwa. (Arifin, 2011:18).

Berpikir positif merupakan potensi dasar yang mendorong manusia untuk bertindak dan bekerja secara maksimal. Berpikir positif berarti merasa cemas tetapi merasakan kegembiraan yang lebih besar, merenungkan pikiran yang mencerahkan, dan tidak membiarkan pikiran negatif memenuhi pikiran anda. (El-Bahdal, 2010:41).

KENAPA KITA HARUS BERPIKIR POSITIF?

Berpikir positif membuat anda lebih terbuka terhadap kenyataan hidup. Berpikir positif juga mengubah hidup menjadi lebih baik. Berpikir positif membuat kita merasa nyaman, bahagia, dan damai. Dorongan psikologis dapat meningkatkan motivasi untuk bertindak. Berikut beberapa keuntungannya:

1. Menghilangkan stres

Seseorang dengan sikap positif tidak membiarkan frustrasi dalam jangka panjang. Namun, ini tidak berarti bahwa orang dengan sikap positif kebal terhadap emosi yang tidak menyenangkan. Tentu saja mereka bisa, tetapi tentu saja mereka akan menanggung akibatnya. Mereka lebih memilih fokus pada apa yang bisa mereka kendalikan dan bergerak maju buat menemukan solusi. Daripada duduk dan menerima ketidaknyamanan yang mereka hadapi. Misalnya, situasi pandemi COVID-19 yang awalnya membuat masyarakat resah dan resah. Tetapi pemikir positif lebih memilih untuk fokus pada apa yang dapat mereka lakukan untuk mencegah tertular virus, daripada duduk dan memikirkan ketidakpastian yang tidak terkendali. Orang dengan sikap positif fokus pada pencegahan, seperti: Contoh: social distancing, sering cuci tangan, etika bersin dan batuk, banyak istirahat dan makan makanan bergizi. Dengan demikian, individu tidak memiliki ruang untuk stres permanen.

2. Meningkatkan kekebalan

Selain pola makan yang sehat, pikiran yang sehat juga merupakan faktor penting dalam imunitas tubuh. Pikiran memiliki pengaruh yang kuat pada tubuh manusia. Orang dengan sikap positif, tidak mudah terkena penyakit atau virus karena memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat. Anda lebih kecil kemungkinannya untuk terserang penyakit dan virus.

3. Hidup menjadi lebih sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun