Mohon tunggu...
Devi Suryandari
Devi Suryandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memberi dan Menerima

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teruntuk Angkasa

19 September 2020   00:04 Diperbarui: 7 Februari 2021   10:47 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sa, bagaimana kabar mu? aku harap kau akan baik selalu.

Aku baik disini, jika itu yang ingin kau tanyakan kembali, baik dengan ragaku namun tidak dengan hatiku, disudut yang tak kasat mata, ada memar disana, menganga dan semakin merongga.

Waktu terus berlalu membawa ku pada masa ke masa, namun tak pula meninggalkan kenangan pada titik jauh tertinggal.

Semakin dewasa aku semakin mengerti bahwa hidup tak semudah ketika aku jatuh dari sepeda dan ayah akan berkata "Tidak papa, semua akan baik-baik saja." Begitu pun ibu, meniup luka ku dan mengatakan luka goresku telah sembuh, dan aku dengan polosnya percaya.

Sa, semua sulit bagiku, aku seperti terjebak pada labirin dengan lorong gelap  yang mebuatku hanya dapat meraba.

Hingar bingar dunia terasa sepi bagiku, aku semacam tuli untuk mendengar semua, semacam bisu untuk berbicara, yang ada hanya  suara kalbu yang meronta tanpa bahasa.

Sa, ingin sekali aku meceritakan semua padamu, namun lidahku kelu meragu, ragam tanya yang mengiang dibenakku, akan kah kau bersedia menyediakan telingamu untukku pada suatu waktu  dan mendengarkan kata berbusa yang tak berarti bagimu?

Malam lalu kita pernah menghabiskan waktu untuk becerita, dan kau tak pernah sehari pun tak menyapa, namun rengang kini terasa lebih nyata, mengapa? kau tak pernah lagi sama, seberusaha mungkin aku menggenggam semua terasa hambar, lalu kemudian kau menghilang tanpa kabar dan datang kembali dengan salam tanpa sebuah alasan.

Untuk amarah pun rasanya aku tak kuasa.

Menerima? begitukah sepantasnya ?

Sa, kini aku berada di titik letih tak hingga, meragu yang memadat rasa, percaya bagai makhluk langka yang tak lagi ku temui bentuknya.

***

Devi Suryandari

Surakarta,18/09/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun