"Kita harus terus berusaha. Kita tak boleh mengabaikan kapasitas orang untuk tergerak oleh argumen kebaikan."
Kedua kalimat tersebut adalah kata-kata Barbawa Ward, salah seoarang tokoh besar dalam sejarah Amerika Serikat. Sosok ini memiliki pengaruh besar pada tokoh-tokoh Bang Dunia. Berkat pemikirannya, berbagai komisi internasional didirikan seperti Komisi Pearson dan Komisi Brandt. Bahkan, Robert McNamara, seorang bekas presiden Bank Dunia konon sering menunjukkan rancangan teks pidatonya terlebih dahulu kepada Ward. Ia memang seorang perempuat inspirator yang kuat.
Barangkali, kata-kata Barbara Ward itu juga menjadi inspirasi bagi Sudirman Said. Pak Sudirman memang tidak pernah lelah untuk menyampaikan kebenaran dan mendesak kebaikan sebab ia memiliki optimisme bahwa orang bisa tergerak oleh argumen-argumen kebaikan, sebagaimana disebutkan Ward.
Optimisme bahwa orang-orang baik dan mudah mendengarkan kebenaran memang tidak mudah, bahkan seringkali melelahkan. Namun, bagi Sudirman Said, optimisme inilah yang membuat kita masih hidup hingga hari ini. Bahwa ada memang sejenis kenaifan dalam diri kita bahwa semua orang baik, dan mereka akan menerima pesan-pesan kebaikan. Dan, kenaifan inilah yang membuat kita terus tergerak untuk saling memberi pesan dan saling mengingatkan.
Sebab itu, Sudirman Said tidak pernah menyerah untuk bekerja dan berbicara bagi khalayak. Dia meyakini, secara praktis, bahwa di antara 10 juta orang yang mendengarkan kata-katanya, setidaknya ada 1000 atau bahkan seratus orang yang mungkin memahami dan mengikuti. Inilah alasannya dia bergabung dalam berbagai organisasi dan lembaga yang menyuarakan transparansi, kepentingan publik, kejujuran, dan menjaga cita-cita bangsa.
Berbagai lembaga yang pernah Sudirman Said inisiasi dan yang sekarang ia jalankan, semata-mata karena sebuah optimisme atau barangkali kenaifan bahwa kita bisa merubah negeri ini ke arah yang lebih baik dengan mengajak semua orang-orang baik untuk ikut terlibat. Atau untuk memperingatkan bahwa kita semua punya tanggungjawab bersama sebagai anak bangsa.
Terus menjadi orang yang optimis memang tidak mudah. Sebab, seringkali optimisme kita diuji oleh keadaan, lingkungan, dan orang-orang sekitar. Tapi, karena optimisme lah kita terus maju dan survive. Dengan demikian, kita mungkin tidak akan mendapatkan kesempurnaan dalam setiap upaya menyebarkan suara-suara kebaikan, tapi seperti kata Barbara Ward, "kita tak boleh mengabaikan kapasitas orang untuk tergerak oleh argument kebaikan."