Mohon tunggu...
Devina Veronika
Devina Veronika Mohon Tunggu... Lainnya - tidak ada

Mahasiswa serakah yang ingin menggapai dunia dan akhirat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menariknya Warisan Leluhur Minang: Kato Nan Ampek

21 Juni 2021   16:34 Diperbarui: 21 Juni 2021   16:50 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kato Nan Ampek adalah suatu peraturan dalam berkomunikasi yang diwarisi oleh leluhur yang merupakan suatu komunikasi yang ideal dari orang minang. Orang minang terkenal dengan akan keperasaannya terhadap suatu kata yang diucapkan oleh orang lain. 

Mereka peka akan perasaan baik itu dari yang terucapkan dan dari mimik wajah. Hal ini dikarenakan orang Minang diajarkan untuk menjunjung tinggi bahasa. Orang Minang yang memahami ajaran adatnya akan memandang kesamaan derajat antara bahasa dan budi.

Dalam mamangan (ungkapan-ungkapan berisi kearifan) adat Minangkabau dikatakan bahwa yang baik adalah budi, yang indah adalah bahasa atau ucapan (nan kuriak iyolah kundi, nan merah iyolah sago/ nan baiak iyolah budi, nan endah iyolah baso). Melalui ungkapan ini bahwa seseorang dapat dinilai dari bagaimana isi dan cara dia menyampaikan pendapat dan berkomunikasi.

Kato Nan Ampek mengajarkan bagaimana rentetan dan jenjang seseorang yang ideal dalam berkomunikasi kepada lawan bicara. Seseorang yang berhasil dalam mengaplikasikan kepada dirinya sendiri maka dia sudah dapat dikatakan berhasil dan dikatakan memiliki keberadaban yang dapat dinilai. Dan sebaliknya, jika tidak mengaplikasikannya kepada diri sendiri maka sering dikatakan tidak tahu adab yang membuat nilai keberadabannya rendah.

Kato Nan Ampek berartikan ada 4 macam dalam berkata, ada yang disebut mandaki (mendaki), manurun (menurun), mandata (mendatar) dan malereang (melereng).

  • Kato Mandaki (Kata Mendaki)
  • Diaplikasikan kepada orang yang lebih tua dibandingkan kita, ada unsur menghormati yang dalam di dalamnya sehingga cenderung formal. Kato Mandaki ini diperuntukkan kepada orang tua, penghulu dan guru. Dan sangat dilarang memanggil dengan nama saja bahkan dengan tambahan “si”.
  • Kato Manurun (Kata Menurun)
  • Diaplikasikan kepada orang yang lebih muda dibandingkan kita, tetap saling menghargai, menghormati dan menyayangi. Kato Manurun diperuntukkan kepada remaja ataupun bocah.
  • Kato Mandata (Kata Mendatar)
  • Diaplikasikan kepada teman sebaya yang umurnya atau pendidikannnya sama dengan kita. Kato Mandata ini cenderung informal dan santai yang diperuntukkan kepada teman sepermainan.
  • Kato Malereang (Kata Melereng)
  • Diaplikasikan kepada orang tertentu yang di segani yang ketika berkomunikasi memiliki perasaan ganjal apabila mengungkapkan secara gamblang dan terus terang. Kato Malereng ini diperuntukkan kepada mertua dengan menantu, sumando, mamak rumah dan ipar mertua.

Orang Minang memegang teguh tentang bagaimana cara bertutur kata. Adat dipakai baru, jikok kain dipakai usang, yaitu Adat Minang Kabau kalau selalu diamalkan dia merupakan ajaran yang bisa berguna sepanjang zaman. Salah satunya adalah Kato Nan Ampek

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun