Mohon tunggu...
Devina Karsten S
Devina Karsten S Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2019

Just keep typing...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

5 Tips Komunikasi Lancar di Luar Negeri!

22 November 2020   22:46 Diperbarui: 22 November 2020   23:20 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita tidak memahami konteks budaya ini, maka bisa saja kita akan mendapat sanksi sosial dari masyarakat setempat karena dinilai tidak menghargai budaya dan membuang waktu mereka. Maka penting untuk kita dapat mempelajari dan memahami budaya asing tanpa meninggalkan budaya lokal atau nasional. Hal ini juga berhubungan dengan  budaya waktu yang pastinya berbeda dengan Indonesia, dimana budaya waktu terdapat dua macam, yaitu monokronik dan polikronik (Baldwin, dkk. 2014, h. 169-170). 

Dalam monokronik, orang akan menjadwalkan janji untuk bertemu sebelumnya, mencoba untuk tepat waktu ke rapat, ringkas dalam membuat presentasi, dan memiliki kecenderungan yang kuat untuk mengikuti rencana awal, seperti negara di Amerika. Sedangkan dalam polikronik, waktu dianggap kurang nyata, dan orang biasanya tidak terburu-buru untuk menyelesaikan tugas. Biasanya negara dengan budaya polikronik merupakan orang yang multitasking, dimana seorang individu bisa melakukan beberapa kegiatan di dalam satu waktu, seperti negara-negara di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.

3. Mengetahui dengan siapa kita berbicara

Sumber : Eventkampus.com
Sumber : Eventkampus.com

Perhatikan komunikasi non verbal, seperti gesture, sentuhan, kontak mata, postur, ekspresi, dan lainnya (Samovar, 2017, h. 302-322), serta perhatikan komunikasi verbal, seperti intonasi, dan lainnya. Komunikasi verbal merupakan proses komunikasi yang menggunakan kata-kata dan lisan dalam penyampainnya, sedangkan komunikasi non-verbal merupakan proses komunikasi tanpa menggunakan kata-kata melainkan dengan gesture, mimik wajah, ekspresi, dan gerakan lainnya. Mengapa dua hal ini sangat penting? Komunikasi verbal dan komunikasi non verbal ini sangat melengkapi satu dengan yang lain. 

Komunikasi non verbal berfungsi untuk lebih mempertegas komunikasi verbal, misalnya ketika ada orang yang ingin menanyakan arah jalan atau suatu tempat, komunikasi non verbal kita akan lebih menjelaskan kalimat yang kita lontarkan dengan menunjukkan arah yang kita maksud dengan tangan kita, maka objek komunikasi kita akan semakin jelas dalam mentafsirkan makna yang kita sampaikan dalam komunikasi. Begitu pula dengan kita berkomunikasi dengan masyarakat luar negeri. 

Biasanya kita akan terbata-bata dalam berkomunikasi dengan bahasa kedua kita, maka dari itu kita menggunakan komunikasi non verbal agar memperjelas apa yang kita ucapkan kepada orang tersebut. Dengan begitu juga akan lebih menghargai terhadap siapa yang sedang berkomunikasi dengan kita (orang yang lebih tua, orang yang lebih memiliki kekuasaan atau kekuatan). 

4. Pahami faux pas!

Sumber : Cegos Asia Pacific
Sumber : Cegos Asia Pacific

Faux pas merupakan Bahasa Inggris yang berarti kesalahan dalam berbicara atau Tindakan atau melanggar tatacara (komunikasi). Menurut Baldwin, dkk (2014, h. 161) mengatakan bahwa faux pas merupakan kesalahan langkah yang berarti dimana kita melanggar etika atau norma kebudayaan, kebudayaan sendiri maupun antar budaya. Disini berhubungan dengan norma yang ada dalam sebuah wilayah dan di setiap wilayah memiliki norma yang berbeda-beda satu sama yang lain. Singkatnya faux pas ini berhubungan dengan norma atau etika yang berlaku di suatu tempat. 

Kita harus mengetahui norma dan etika apa yang ada di wilayah tersebut, seperti misalnya di Indonesia, kita seringkali menggunakan V sign untuk berkomunikasi secara non verbal yang memiliki makna angka 2 (dua) atau huruf V. Namun ternyata di negara lain, seperti Australia, V sign bisa bermakna negatif dimana memiliki makna menentang kekuasaan. Maka jangan sembarangan untuk kita menggunakan simbol-simbol tertentu agar kita tidak melanggar faux pas, apalagi bisa saja diproses melalui jalur hukum hanya karena kesalahpahaman akan suatu simbol. Maka mempelajari simbol-simbol atau tanda-tanda yang menggunakan jari atau tubuh kita untuk lebih berhati-hati ketika menggunakannya di luar wilayah kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun