Mohon tunggu...
Devina Harti
Devina Harti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selalu sehat dan bahagia kapanpun dan dimanapun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Budaya Ondel-ondel pada Zaman Dahulu dan Sekarang di Lingkungan Masyarakat

10 Agustus 2022   10:40 Diperbarui: 10 Agustus 2022   10:46 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ondel-ondel adalah salah satu bentuk pertunjukan adat rakyat Betawi. Dahulu, sekitar abad 16 ondel-ondel diperkirakan sudah ada. Saat itu, ondel-ondel dipercaya dapat menolak bala. Salah satunya, penyakit cacar akan sembuh bila mengarak ondel-ondel keliling kampung. Selain itu, ondel-ondel juga merupakan bagian dari iring-iringan acara kerajaan zaman dahulu.

Seperti yang diketahui, budaya Betawi tidak hanya ondel-ondel saja. Beberapa diantaranya yaitu, kembang kelapa, gigi balang, batik Betawi, baju sadariah, dan budaya lainnya. Budaya khas Betawi khususnya ondel-ondel, memiliki filosofi cukup unik sebagai lambang kekuatan yang memiliki kemampuan dalam memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti manipulasi.

Apa saja perbedaan pada budaya ondel-ondel zaman dahulu dan sekarang ?

Di tahun 2022 ini kita mengenal budaya Betawi ini dengan sebutan ondel-ondel. Sebenarnya, zaman dahulu ondel-ondel ini memiliki nama lain juga yang disebut barongan. Ada 2 pandangan yang menyebutkan mengapa ondel-ondel disebut barongan pada zaman dahulu. Pandangan yang pertama, sebutan barongan dikaitkan dengan dialek Betawi yaitu, "Nyok, kita ngarak bareng-bareng!". Sebutan itu memiliki arti bareng-barengan atau sama-sama yang maknanya ajakan masyarakat Betawi untuk mengarak ondel-ondel bersama-sama. Lalu pandangan yang kedua, ondel-ondel merupakan salah satu tokoh yang termasuk dalam kisah Sendratari Reog versi Wengker dari Ponorogo tetapi tokoh tersebut dihilangkan.

Zaman dahulu ketika masyarakat Betawi masih jauh mengenal agama Islam. Masyarakat Betawi memercayai adanya kekuatan ghaib, mereka menganggap dunia ghaib menjadi bagian kebudayaan yang tidak dapat dipisah. Ondel-ondel dianggap sebagai representasi leluhur guna menjaga masyarakat dan penolak bala. Tetapi di abad 20 sekarang, ondel-ondel dianggap sebagai ikon kebudayaan Betawi. Ondel-ondel banyak digunakan dalam beragam perayaan, seperti penyambutan tamu, festival acara hingga pesta rakyat. Ondel-ondel di zaman sekarang sudah meninggalkan nilai mistisnya dan berubah menjadi salah satu budaya yang dapat menghibur masyarakat.

Perubahan ondel-ondel juga dapat terlihat pada perwujudan rupa wajah mereka. Dahulu, rupa wajah ondel-ondel laki-laki ditampilkan dengan berwajah merah, bertaring, dan mata melotot. Rupa wajah ondel-ondel laki-laki zaman dahulu kerap menampakkan wajah yang seram dan menakutkan, yang bertujuan digambarkan sebagai pelindung masyarakat dan penolak bala. Sementara, ondel-ondel zaman sekarang baik ondel-ondel pria maupun wanita memiliki penampilan yang lebih menarik dan cocok sebagai ikon kebudayaan Betawi. Mereka berpenampilan seperti Abang Jampang dan None Betawi. Kendati demikian, unsur rupa lain seperti warna wajah, kumis baplang, serta hiasan kepala bunga kelapa tetap dipertahankan agar tidak merusak nilai sejarah ondel-ondel seutuhnya.

SUMBER REFERENSI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun