Mohon tunggu...
DEVINA APRILIYANTI
DEVINA APRILIYANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura

Mahasiswi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah Pengangguran Usia Muda di Indonesia

21 Juni 2021   15:19 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:28 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilain sisi, informasi menampilkan kalau pengangguran umur muda yang masuk dalam jenis mempersiapkan usaha dari tahun ke tahun jumlahnya sangat sedikit, serta dalam 5 tahun terakhir informasi menampilkan perkembangan yang tidak signifikan. Keadaan ini sejalan dengan riset White( 2012, yang melaporkan kalau sangat kecil keberhasilan program ILO buat mempromosikan aktivitas berwirausaha untuk kalangan muda sebab minimnya keahlian buat mengawali sesuatu bisnis baru, sehingga kalangan muda lebih memilah buat bekerja selaku karyawan di zona resmi serta memperoleh pendapatan secara berkala. Tetapi demikian zona resmi di Indonesia belum sanggup meresap aspirasi kalangan muda tersebut sebab zona resmi cuma sanggup meresap 30 persen tenaga kerja, sebaliknya sisanya terserap di zona informal.

Bermacam riset mengatakan kalau akibat dari pengangguran umur muda dalam jangka panjang hendak merendahkan modal manusia serta sosial. Prinsip utama modal manusia merupakan peninggalan yang mempunyai nilai buat tingkatkan investasi. Peninggalan tersebut bisa diperoleh dari jenjang pembelajaran, pelatihan, serta pengalaman yang diterimanya. Walaupun sebagian alasan dalam riset melaporkan kalau pembelajaran sangat memastikan kalangan muda buat masuk dalam pasar kerja, sebab dengan pembelajaran hingga kualifikasi dalam pasar kerja bisa dipadati, namun riset yang lebih klasik melaporkan kalau tingkatan pembelajaran tidaklah perihal yang sangat berarti dalam memastikan kualifikasi kalangan muda buat masuk ke pasar kerja.

Mereka berargumen kalau pengangguran kalangan muda terjalin bukan cuma sebab tingkatan pembelajaran yang dipunyai, melainkan pula sebab kualifikasi kerja yang diperlukan tidak cocok dengan keahlian serta pembelajaran yang dipunyai kalangan muda tersebut. Perihal ini nampak dari informasi pengangguran umur muda di Indonesia yang relatif bertambah jumlahnya walaupun secara. rata~rata mempunyai jenjang pembelajaran yang lebth besar dibandmgkan generasi tadinya. Di sisi lain penduduk umur muda yang sudah berakhir menempuh pembelajaran namun tidak mempunyai peluang buat bekerja hendak hadapi degradasi keahlian yang sudah diperolehnya di dalam pembelajaran sebab keahlian tersebut tidak bisa digunakan.

Tidak hanya menyusutnya modal manusia, pengangguran umur muda pula hendak merendahkan modal sosial di warga. Bank Dunia mendefinisikan modal sosial selaku suatu yang merujuk ke ukuran institusional, hubungan- hubungan yang terbentuk, serta norma- norma yang membentuk mutu serta kuantitas ikatan sosial dalam warga. Penafsiran modal sosial selaku stok serta ikatan yang aktif antarmasyarakat. Tiap pola ikatan yang terjalin diikat oleh keyakinan, silih penafsiran, serta nilai- nilai bersama yang mengikat anggota kelompok buat membuat mungkin aksi bersama serta bisa dicoba secara efektif serta efisien. Ketiadaan peluang kerja hendak memutuskan jaringan ataupun ikatan untuk kalangan muda buat melakukan aksi bersama serta menimbulkan hilangnya interaksi sosial yang efisien serta efektif di warga.

Tantangan dari hilangnya modal manusia serta sosial untuk sesuatu negeri merupakan hilangnya pembangunan ekonomi yang berkepanjangan( Ramcharan, 2004). Semenjak tahun 2003, Indonesia sudah membentuk Jejaring Lapangan Kerja untuk Kalangan Muda Indonesia yang ialah tindak lanjut dari saran panel intemasional tentang kebijakan tenaga kerja untuk kalangan muda. Program I- YEN dilaksanakan oleh Bappenas yang secara teknis dibantu oleh ILO serta dibiayai oleh Pemerintah Belanda. Tujuan utama dalam program tersebut merupakan tingkatkan penyerapan tenaga kerja muda lewat program kewiraswastaan, pemagangan, serta pelatihan. Walaupun Indonesia sudah bersedia buat dijadikan percontohan dalam mengatasi pengangguran umur muda, dalam realitasnya, Indonesia masih dihadapkan oleh besamya angka pengangguran umur muda yang sebagian besar terjalin di wilayah perkotaan dengan tingkatan pembelajaran menengah ke atas.

Bermacam kebijakan terpaut kalangan muda masih belum terlaksana dengan efisien. Dikala ini, baru 28, 5 persen dari penerapan kebijakan tersebut yang menargetkan secara khusus kalangan muda di Indonesia. Tidak hanya itu, distribusi penerapan program belum menuju pada pembangunan pedesaan, sehingga migrasi kalangan muda dari desa ke kota terasa besar serta ekonomi perkotaan sendiri tidak sanggup meresap besamya migrasi kalangan muda tersebut. Di lain sisi, pertanian pedesaan hadapi kekurangan tenaga kerja muda. Atensi kalangan muda buat bekerja di pertanian masih sangat kecil dengan alibi rendahnya pemasukan yang diterima. Atensi ataupun aspirasi kalangan muda secara langsung dibangun oleh area keluarga, sekolah, serta komunitas kalangan muda di desa yang sebagian besar menyangka keberhasilan kalangan muda merupakan mendapatkan pekerjaan di perkotaan.

Bermacam program yang diperuntukan buat tingkatkan atensi kalangan muda dalam meneruskan aktivitas pertanian orang tua sangat dibutuhkan selaku dasar buat melindungi penyeimbang tenaga kerja muda yang ada di pedesaan serta kurangi besarnya pengangguran diperkotaan yang berakibat pada permasalahan sosial- ekonomi di Indonesia.Walaupun pemerintah sudah melaksanakan program sarjana masuk desa serta kewirausahaan, arus migrasi pemuda dari desa ke kota terus menjadi bertambah. Sedangkan itu, wilayah perkotaan belum sanggup sediakan lapangan kerja untuk mereka. Program kenaikan nilai di zona pertanian semacam akses laban untuk kalangan muda, agrobisnis, ekowisata di pedesaan sangat dibutuhkan buat menarik kembali atensi kalangan muda melanjutkan pekerjaan di pertanian. Kebijakan yang efisien buat tingkatkan pekerja muda wajib jadi bagian dari strategi merata dari ketersediaan lapangan kerja lewat perkembangan ekonomi serta pekerjaan yang intensif. Perkembangan ekonomi wajib menuju pada pekerjaan yang sanggup menampung tingginya jumlah angkatan kerja muda dengan distribusi yang menyeluruh buat menjauhi migrasi yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun