Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Hai Entrepreneur, Berangkatlah dari Jenama untuk Usaha yang Tidak Biasa

25 Januari 2021   22:15 Diperbarui: 25 Januari 2021   22:25 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Kok Bisa Gitu? Rahasia Memilki Pelanggan dari 85 Negara (Dok. Pribadi)

Terimakasih Kompasiana Jogja atau KJOG, yang masih menjaga kekuatan helaian tali persaudaraan dalam lingkaran komunitas untuk tetap saling berbagi cerita dan cinta meski di tempat berbeda. Dan terimakasih Pak Fabian Budi Seputro atau Pak Budi, owner Sate Ratu Yogyakarta yang telah mengirimkan sebuah buku berjudul Kok Bisa Gitu? Rahasia Memiliki Pelanggan dari 85 Negara ke Pulau Borneo, yang merupakan catatan pemikiran antar waktu sekaligus perjalanan dari seorang  culinary entrepreneur yang berani leaving a comfort zone. Luar biasa!

Bagi saya yang juga sedang dalam garis start membangun sebuah usaha, buku ini rupanya mengubah koefisiensi gagasan yang akan saya terapkan untuk bisnis yang baru saja saya rintis. Buku ini menjadi salah satu referensi bahwa dalam membuat sebuah business plan kita perlu memikirkan matang dan hati-hati, bahkan menyangkut hal detail dan kecil sekalipun yang notabene akan menjadi sebuah cikal untuk tumbunya pohon besar yang disebut bisnis itu sendiri. Bab-bab yang disajikan dalam buku ini juga sarat sekali akan peristiwa yang pasti dan mungkin akan terjadi pada setiap entrepreneur yang sedang dalam fase merintis usaha, termasuk catatan yang berisikan godaan yang dapat menggoyahkan mental seorang entrepreneur. Wah!

Pembagian Bab berdasarkan Cronological Order

Karakter pertama dari buku ini yang saya sukai adalah penyampaian cerita berdasarkan alur kejadian sang entrepreneur, Pak Budi dalam membangun usaha bisnisnya, yaitu Sate Ratu. Sehingga, bab-bab yang dijabarkan terasa sangat koheren dan pembaca seperti melihat langsung perjalanan Pak Budi jatuh bangun dalam merintis bisnis. Bahasa yang digunakan pun sangat mudah dipahami, sederhana diselingi candaan yang membuat paragraf demi paragraf berlalu begitu saja. Tentu, tak luput dari kontribusi sang editor, Pak Khun.

Dalam sejarah perjalanannya, Sate Ratu rupanya memiliki dua lompatan besar yang mengantarkannya menjadi food start up yang patut diperhitungkan dan memiliki masa depan bisnis yang cerah. Lompatan besar itu tidak datang begitu saja, bukan sekedar lucky thing. lompatan besar dimiliki karena sang pemiliki telah siap dan kesempatan datang secara bersamaan. Karena itulah, dua kali batu lompatan datang dan mampu mengubah asa. Sate Ratu berhasil berkancah di skala nasional dan bersanding dengan jenama-jenama yang legend adalah hal yang tidak terbayangkan oleh Pak Budi.

Pak Budi juga menyampaikan, sejak tahun pertama hingga kelima saat ini, Sate Ratu telah melewati pelbagai aral melintang selayaknya sebuah start up. Mulai dari manajemen produksi, pengelolaan karyawan hingga target market utama yang tak biasa, yaitu TURIS MANCANEGARA! bagaimana mungkin? oh betul, memang ada strateginya, justru sebelum membidik market domestik, Sate Ratu malah membidik para bule. Selain strategi market yang menantang, Pak Budi pun sempat melewatkan beberapa kesempatan emas yang justru berpeluang menciptakan profit yang menggiurkan, tetapi ditepis dengan suatu alasan yang sangat masuk akal, dan bisa saya katakan, itu adalah entrepreneur yang mempunyai pemikiran realitis dan tidak ambisius.

Jenama yang Bermakna

Bagian ini adalah bagian yang saya ingin sampaikan, dan menjawab pertanyaan hati saya setelah berkunjung ke Resto Sate Ratu di Jogja. Sesaat setalah menikmati hidangannya, ternyata Sate Ratu kelezatannya tidak bisa diungkapkan secara gamblang, jadi saya memutuskan membaca buku ini agar tahu dimana keistimewaan sate berkharisma ini, sesuai dengan jenama yang diberi. Kok bisa Ratu? Kok bisa gitu?

Bab Sebelum Tahun Pertama (Dok. Pribadi)
Bab Sebelum Tahun Pertama (Dok. Pribadi)
Sebelum menjadi Sate Ratu, awalnya bisnis Pak Budi bermana Angkringan Ratu. Karena beliau ingin menspesialisasikan bisnisnya ke satu menu tertentu, yaitu Sate, maka muncullah nama Sate Ratu. Ratu, dianalogikan sebagai kasta atas, terlebih bagi masyarakat Yogyakarta, Ratu adalah sosok yang agung dan dhuwur (tinggi). Berangkat dari makna, ditemukanlah jenama, dan harapan untuk usahanya. Jenama itu secara langsung juga mempresentasikan produk Pak Budi yang kualitasnya premium. Sate mungkin bisa ditemukan dimana saja, tetapi untuk Sate Ratu, anda harus ke Yogyakarta untuk bertemu dan mencicipi tusukan satenya satu persatu.

Pemberian nama Sate Ratu diputuskan oleh Pak Budi bukan tanpa alasan. Jenama itu akan menentukan life-time atau masa hidup produk itu sendiri, bukan karena kekinian dan hanya berjaya dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Sate Ratu adalah produk yang autentik, penemuan resep yang tidak secara kebetulan, dan produk yang muncul dari ide menu yang tidak biasa.

Beginner Start up yang Mencoba Survive pada Masa Badai Pandemi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun