Mohon tunggu...
Devi Juniarsih
Devi Juniarsih Mohon Tunggu... Lainnya - NO

#GoBlog

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Refreshing" ke Taman Rusa Cariu Bogor

11 Mei 2016   12:59 Diperbarui: 11 Mei 2016   16:12 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Liburan minggu ini mau jalan-jalan ke mana? Sini aku kasih rekomendasi. Ga terlalu jauh dan murah meriah. Cagar Alam Cariu – Taman Rusa. Jalannya keluar dari Tol Cibubur ke arah Jonggol, lanjut Cariu, terus sampai. Beberapa minggu yang lalu aku dan keluarga pergi ke sana. Dari rumah kami berangkat setelah waktu zuhur.

Sampai di sana sekitar jam 3 lewat. Ada papan nama yang ngga begitu terlihat di sebelah kiri jalan. Dari jalan utama masuk ke jalan yang ngga begitu bagus, lewatin 2 pos kanan-kiri yang ngga terpakai yang sepertinya awalnya dibuat untuk loket tiket masuk. Sebelum masuk beli tiket dulu Rp8.000,- per orang dan sekaligus bayar parkir Rp6.000,- kalau ngga salah ingat.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Untuk masuk ke Taman Rusa, setelah beli tiket kita langsung dihadapkan dengan bentangan jembatan bambu sepanjang +/-100 meter (?)(kayaknya). Jembatan berdiri di atas sungai yang alirannya deras dan warnanya cokelat, mungkin di hulu hujan ya, saat itu juga langit mendung. Jembatannya kelihatan cukup kokoh. Walaupun begitu, ada peringatan maksimal 10 orang untuk sekali melintas. Jalannya mesti pelan-pelan ya kalau ngga mau jembatannya goyang-goyang. Buat orang yang takut ketinggian, mungkin ini akan memacu adrenalin, saingan sama wahana di Dufan.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Setelah melintasi jembatan, kita tracking dulu beberapa ratus meter menuju Taman Rusa. Jalannya berbatu, sebagian besar campur tanah dan agak licin. Di awal perjalanan sebelah kiri kita adalah sungai. Sepanjang jalan juga ada warung makan. Sayangnya waktu kami ke sana sedang sepi, hanya ada serombongan keluarga dan serombongan anak muda yang bawa peralatan pecinta alam (ngga tau namanya).

Taman Rusa sendiri berupa hamparan rumput, yang untuk menuju ke sana kita harus melalui jembatan bambu (lagi). Tapi kali ini jembatannya ngga di atas sungai deras ya. Sampai di sana cuma ada satu pasang mbak-mas yang lagi pepotoan sama rusa yang hanya ada 4 ekor ditemani oleh ibu-ibu penjual makanan rusa yang menjual ubi Rp5.000,-/bungkus, mahal.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Kecewa dong ya dengan rusa yang hanya ada 4 ekor itu. Kata ibu penjual makanan rusa, rusa di sana ada 10 ekor. Kalau sudah sore mereka akan kembali ke arah atas yang pepohonannya lebih rindang. Mau istirahat ya rusanya.

Sepertinya Taman Rusa ini cocoknya untuk wisata keluarga yang anaknya masih kecil-kecil. Anak-anak bisa lari-larian di lapangan rumput, juga main sama rusa dan juga kasih makan, aman, ada yang jaga juga (kalau siang). Jadi, kalau mau ke sana lebih baik pagi atau siang, rusanya masih lengkap, anak-anak juga pasti senang.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Ngga lama di sana kami langsung balik kanan. Di perjalanan sudah mulai gerimis. Kecepatan kaki ditingkatkan, Alhamdulillah ngga hujan, gerimis mengiringi kami kembali sampai ke rumah.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Oh iya, ini bukan pertama kalinya aku ke Taman Rusa. Beberapa tahun lalu aku ke sana juga dengan dua orang teman. Dari Cariu kami naik angkot. Sayangnya ngga ada angkot rute sampai Taman Rusa. Pilihan satu-satunya angkutan umum adalah bis jurusan ke Cianjur, tapi bis itu selalu penuh dan sering kali penumpangnya sampai nggantel di luar, serem. Jadi, kami naik angkot dan minta diantar sampai lokasi dengan ongkos tambahan. Sampai di sana masih cukup siang, jadi rusanya masih banyak. Setelah foto-foto juga masih di pinggir sungai yang saat itu ngga sederas minggu lalu kami pulang.

Saat itu barulah kami khawatir, pulang naik apa? Di pinggir jalan banyak truk batu dan pasir berhenti untuk antre jalan. Karena jalan di sana menanjak dan berbelok jadi truk dengan muatan berat harus antre jalan dengan ditarik truk juga supaya kuat nanjak. Kami, 3 orang perempuan nunggu bis dari Cianjur yang menuju Cileungsi untuk pulang. Lama menunggu bis datang, tapi begitu bis lewat, penuh, banget. Putus asa menunggu bis, kami ngobrol dengan bapak-bapak sopir truk, akhirnya kami ditawari numpang truk sampai tempat yang ada angkotnya, Alhamdulillah rezeki ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun