Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Pacitan ~ Surakarta

My random brain dump with real facts. Happy reading!

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Patah Hati Itu Rutinitas, Mungkin Kita Memang Harus Terbiasa

7 Juni 2025   22:48 Diperbarui: 7 Juni 2025   22:48 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.istockphoto.com/id/search/2/image-film?phrase=relationship+breakup

Siapa sih yang mau patah hati? Nggak ada juga kayaknya orang yang sengaja nyari-nyari kesempatan biar bisa hancur perasaannya. Saya juga, kalau bisa milih, tentu nggak mau. Tapi ya kenyataannya, sesadar dan sewaspada apapun, perasaan itu tetap aja datang. Dan seringnya, dia datang tanpa nanya dulu kita siap atau enggak.

Jatuh cinta itu seringkali spontan, tapi patah hati juga nggak kalah tak terduganya. Rasanya kayak bagian dari siklus hidup yang nggak bisa dihindari. Mau ditolak, diabaikan, atau bahkan gagal di ekspektasi sendiri, tetap aja berakhir di tempat yang sama yaitu patah hati.

1. Saya Nggak Mau tapi Tetap Sering Terjebak

Saya udah sering bilang ke diri sendiri "jangan gampang baper, jangan berharap banyak, jangan cari-cari sinyal yang nggak jelas". Tapi ya, namanya manusia, kadang mulai mikir, "Jangan-jangan dia juga suka."

Dari situ, hati mulai main narasi sendiri. Dan ketika realitanya nggak sejalan, ya udah sakit lagi. Padahal dari awal juga udah tahu risikonya.

2. Patah Hati Itu Capek, Tapi Nggak Pernah Kapok

Setiap kali patah hati, rasanya tuh kayak "Udah ah, cukup." Tapi beberapa bulan kemudian, ketemu orang baru, ngobrol nyambung, eh... mulai lagi.

Saya suka mikir, kenapa sih hati ini nggak pernah bener-bener belajar? Tapi mungkin jawabannya bukan karena bodoh, tapi karena emang bagian dari hidup. Patah hati itu bukan sesuatu yang harus ditakuti, tapi mungkin ya... dimaklumi aja.

3. Mungkin Emang Harus Terbiasa

Bukan berarti kita pasrah dan nerima semua rasa sakit tanpa usaha buat sembuh. Tapi saya mulai belajar buat nerima kalau patah hati itu bukan akhir, dan justru sering jadi titik balik.

Mungkin bukan soal nyari cara biar nggak pernah patah hati, tapi soal gimana caranya bangkit lebih cepat setiap kali jatuh. Kalau patah hati emang rutin datang, mungkin kita memang harus belajar terbiasa, bukan biar kebal tapi biar nggak hancur setiap kali keulang.

***

Patah hati nggak pernah mudah, tapi nggak perlu selalu dianggap sebagai musuh. Kadang, dia cuma pengingat bahwa saya masih hidup, masih bisa merasa, dan masih terus belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun