Saya sedang berada di fase di mana rasanya semua orang di sekitar saya mulai menikah, teman sekolah, rekan kerja, bahkan sepupu yang umurnya lebih muda. Bahkan saya benar-benar telah berada di era sibuk dating ke undangan pernikahan teman sedangkan dirinya sendiri masih belum tau kapan sebar undangan, ahaha.
Jujur, tekanan itu nyata, utamanya karena dari orangtua juga berharap saya segera menikah. Tapi saya sudah memutuskan dengan banyak pertimbangan, saya menunda menikah. Bukan karena saya tidak percaya cinta, tapi karena saya sadar, cinta saja tidak cukup.
Menunda pernikahan bukanlah keputusan yang mudah, tapi buat saya, itu adalah keputusan yang masuk akal, apalagi dalam kondisi ekonomi yang seperti sekarang. Saya masih ingin mengejar sejauh mana saya bisa berlari dalam karir ini. Berikut beberapa alasan yang membuat saya yakin bahwa menunda pernikahan sampai stabil secara finansial adalah pilihan yang tepat:
1. Anak-anak Berhak atas Hidup yang Bahagia
Pernikahan, pada akhirnya, bukan hanya tentang dua orang dewasa yang saling mencintai. Kalau kelak ada anak, mereka akan jadi bagian dari perjalanan ini. Dan menurut saya, anak-anak berhak lahir dan tumbuh dalam kondisi yang mendukung, secara emosional dan finansial.
Saya pernah membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang tua yang harus menolak permintaan anak hanya karena keuangan tidak memungkinkan. Bukan tentang memanjakan, tapi tentang memberi mereka kehidupan yang layak. Maka, saya memilih menunda sampai saya bisa menjanjikan setidaknya sebuah stabilitas untuk mereka.
2. Mari Menciptakan Keluarga yang Bahagia
Bahagia tidak harus kaya, tapi stres karena kekurangan uang jelas bisa merusak hubungan. Banyak pasangan yang saya kenal bertengkar bukan karena kurang cinta, tapi karena tagihan listrik, cicilan, atau biaya sekolah anak.
Saya tidak mau menjalani pernikahan dengan pikiran terpecah antara cinta dan kekhawatiran soal dompet. Saya ingin membangun rumah tangga dengan fondasi yang sehat, saling mencintai, saling mendukung, dan cukup kuat menghadapi tantangan ekonomi. Bagi saya, itu butuh persiapan, termasuk dari sisi finansial.
3. Carilah Pasangan yang Memang Siap Berkomitmen Bersama
Saya juga belajar bahwa pasangan yang tepat adalah mereka yang tidak hanya siap berjalan bersama saat kondisi sedang baik, tapi juga mau menunda demi masa depan yang lebih matang.
Pasangan yang bisa memahami bahwa menunda pernikahan bukan berarti tidak cinta, tapi justru tanda bahwa kita serius, karena kita ingin mempersiapkan segalanya sebaik mungkin. Saya berharap saya akan menemukan laki-laki spesial seperti ini.