Tanggal 1 September masyarakat dibuat feeling good dengan berita bahwa harga bbm tidak naik. Namun secara mengejutkan berita susulan diumumkan pada tanggal 3 September. Berita naiknya bbm ini mengejutkan masyarakat yang sudah merasa tentram dengan kestabilan harga bbm.
Efek naiknya bbm ini memang sangat terasa. Disamping harga yang semakin tinggi, antrian di spbu juga semakin mengular. Dijam tertentu, antrian bahkan sampai luar gerbang spbu.
Pertanyaannya adalah, mengapa harga naik justru membuat antrian semakin panjang ? Berikut penjelasannya :
Harga bbm eceran sudah tidak bisa bersahabat
Harga bbm eceran pada dasarnya memang selalu lebih mahal dari harga di spbu. Namun sebelum ini selisihnya masih termasuk harga yang bisa dimaafkan.
Dulu saat harga masih dalam skala baik-baik saja, harga pertalite dan pertamax hanya selisih Rp 1.000. Harga pertamax eceran Rp 10.000 dan pertalite Rp 9.000.
Saat kenaikan bbm yang sebelumnya, kenaikan juga cukup mengejutkan. Yang mana harga pertalite eceran menjadi Rp 10.000 dan pertamax 13.500.
Aslinya masyarakat sudah berhasil beradaptasi dengan kenaikan harga bbm sebelumnya. Yang mana mereka tetap bisa membeli pertalite dengan harga Rp 7.650 jika pergi ke spbu.
Namun kenaikan bbm baru-baru ini menjadi kejutan lanjutan bagi masyarakat. Yang mana belum semua orang pulih dari keterkejutan kenaikan bbm sebelumnya.
Terpantau harga pertalite eceran di desa-desa sudah mencapai Rp 12.000. Ada beberapa yang menjual dengan harga Rp 11.000 namun sangat jarang. Selanjutnya pertamax eceran dijual dengan harga Rp 15.000 - 16.500.