Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Smiling Depression", Ketika Seseorang Membalut Luka dengan Senyuman

11 September 2021   12:17 Diperbarui: 11 September 2021   12:36 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Smiling depression adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang tersenyum namun sebanarnya terluka. Mereka menyimpan rasa sakit dengan rapat dibalik senyuman yang membuat mereka tampak bahagia.

Mereka yang sedang mengalami smiling depression sepert memiliki dua wajah. Di satu sisi perasaannya sedang kacau dan hilang mood. Namun didepan orang lain mereka menanmpakan diri sebagai pribadi yang seolah sedang baik-baik saja.

Orang lain bahkan akan sulit mengenali kalau seseorang sedang mengalami smiling depression. Karena diluar bersama orang lain mereka hidup normal, menjalani aktifitas seperti biasanya dan bahkan tampak masih begitu menikmati hari-harinya.

Namun justru disinilah bahayanya. Orang yang mencoba untuk menampakkan diri sebagai pribadi yang kuat dan selalu baik-baik saja menyimpan jiwa yang rapuh. Inilah yang dialami oleh orang-orang dengan smiling depression. Di dalam, mereka justru rentan memiliki rencana bunuh diri.

Gejala smiling depression

Salah satu gejala yang dapat menandai smiling depression adalah porsi makan menjadi berlebih. Smiling depression dekat dekat dengan stres yang dialami pelakunya. Dalam kondisi stres, hormon kostrisol meningkat. Peningkatan hormon inilah yang membuat pelakunya memiliki keinginan untuk makan, terutama makanan yang manis, gurih dan berlemak.

Gejala kedua adalah mudah tersinggung jika mendapatkan kritikan atau suatu penolakan. Mereka akan sensitif dengan hal-hal yang semakin menghancurkan moodnya.

Yang terakhir mereka biasanya mereka sulit mengatasi situasi terutama kegagalan. Dalam kondisi ini biasanya mereka selalu ingin membuat sesuatu berhasil dengan baik. Dan jika gagal, maka mereka aan merasa tertekan dengan fakta mengapa mereka tidak bisa mewujudkannya

Faktor penyebab smiling depression

Penyebab smiling depression sangat beragam. Salah satunya bisa terjadi karena adanya suatu gangguan dalam hubungan. Gangguan ini biasanya yang membuat mereka merasa sangat terkhianati dan tentu saja merasa sait hati. Jika dalam penyebab ini, pelakunya akan berusaha tampak baik-baik saja agar pasangannya tidak beranggapan lemah terhadapnya.

Yang kedua juga bisa terjadi karena masalah pekerjaan. Dalam hidupnya manusia pasti menghabiskan banyak waktu di lingkungan pekerjaan. Dan lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman akan membuat pelakunya tertekan. Apalagi kalau mereka dalam posisi harus bertahan meski merasa stres. Disini mereka akan mencoba terlihat baik-baik saja agar tidak diremehkan atau menjaga citra baiknya.

Terakhir juga bisa disebabkan karena seseorang merasa hidupnya tidak bermakna. Seseorang yang merasa seperti ini biasanya merasa tidak menghasilkan apa-apa selama hidupnya. Mereka merasa bahwa waktu-waktu yang telah berlalu terbuang sia-sia tanpa sesuatu yang luar biasa. Fakta ini membuat mereka merasa tertekan, apalagi jika sudah membandingkan pencapaian dengan orang lain. Maka mereka mencoba terlihat baik-baik saja dan tergesa mencoba banyak hal namun dalam perasaan tertekan.

Bagaimana mengatasi smiling depression ?

Sebelum terlanjur membawa diri tertekan pada depresi yang parah, sebaiknya smiling depression segera diatasi. Karena masalah seperti ni juga bukan hal sepele mengingat kaitannya dengan tingkat stres seseorang.

Yang pertama dilakukan adalah memperbanyak aktifitas fisik dan bergaul dengan banyak orang yang dapat memberikan aura positif. Ada baiknya bergabung dalam kelompok orang-orang yang penuh semangat dan melakukan tindakan positif.

Kedua, pelaku smiling depression harus memfokuskan tujuan hidupnya. Mereka harus memetakan hal-hal yang harus dikejar dan dicapai sehingga pikirannya tidak dipenuhi dengan imajinasi bunuh diri.

Yang terakhir adalah sebaiknya mencari hal-hal baru atau hal-hal baik sebagai pelarian. Dengan mencoba sesuatu yang baru mereka akan membagi fokus antara sibuk dengan masalahnya dan melakukan hal baru tersebut. Hal ini akan membantu mereka untuk perlahan melupakan hal-hal yang sedang berkecamuk dalam diri mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun