Mohon tunggu...
Devi Delia
Devi Delia Mohon Tunggu... Psikolog - seorang yang aktif, senang mendapatkan pengalaman baru dan travelling

Psikolog anak RS Charitas Palembang Anggota Ikatan Psikolog Klinis Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bijak Ber-gadget Bisa Menstimulasi Bahasa Anak?

11 Oktober 2020   14:47 Diperbarui: 13 Oktober 2020   11:41 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: www.womenosophy.com

Sudah berapa lama anak Anda menonton hari ini? 

Melihat anak-anak usia dini dengan gadget, sepertinya sudah bukan merupakan pemandangan yang aneh untuk kita saat ini. Coba perhatikan saja saat kita sedang ke mall, restoran, ataupun tempat-tempat umum lainnya. Pasti ada saja anak-anak yang sedang terlihat asyik menonton ataupun bermain dengan gadget-nya. Pada tahun 2014, The Asian Parent Insight bersama Samsung kidstime melalui mobile device usage amoung young kids melakukan survey dengan melibatkan 2500 orang responden orangtua di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, terkait penggunaan gadget oleh anak-anak. Hasilnya menyebutkan bahwa 98% anak-anak di Asia Tenggara sudah menggunakan perangkat mobile. Dikatakan juga bahwa 99% anak-anak memainkan gadget di rumah, 71% memainkannya saat bepergian, dan 70% saat di rumah makan. Tentu angka tersebut tidak mengejutkan, mengingat dengan segala fiturnya, gadget mampu memberikan edukasi sekaligus tontonan yang menghibur bagi anak-anak kita. 

Padahal, pemberian gadget kepada anak, khususnya anak usia dini, dapat berdampak pada perkembangan bicara anak. Salah satu hasil kajian mengenai perkembangan kemampuan berbahasa anak menyebutkan bahwa penggunaan gadget secara berlebihan kepada anak-anak usia dini merupakan salah satu faktor yang membuat anak menjadi seorang pendengar pasif, karena mereka akan lebih berperan sebagai penerima, dan tidak mendapatkan umpan balik dari lingkungannya (Umah, 2017). Hasil studi lain menyebutkan bahwa gadget memiliki efek negatif terhadap perkembangan bicara pada anak-anak usia toddler (1-3 tahun), yang akhirnya membuat mereka tidak mampu berbicara seperti anak-anak lain dengan usia yang sama (Nugraha, dkk., 2019). 

Saat lebih sering menghabiskan waktunya bersama gadget, maka bisa dikatakan stimulasi yang diterima anak pun menjadi terbatas. Padahal stimulasi di tahun-tahun awal kehidupan penting dalam menentukan tumbuh kembang anak selanjutnya, termasuk juga untuk mengembangkan kemampuannya berbicara dan berbahasa.  Agar kemampuan berbicara dan berbahasa dapat optimal, maka anak perlu diajarkan untuk dapat berkomunikasi secara dua arah, contohnya yaitu komunikasi dari orangtua ke anak, dan juga sebaliknya, dari anak ke orangtua. Sementara, ketika anak terlalu banyak menonton gadget, maka artinya komunikasi yang sering ia terima adalah bentuk komunikasi satu arah, yakni hanya dari gadget kepada anak. Anak dapat melihat dan mendengarkan segala konten dari tontonannya tersebut, tanpa ia harus merespon. 

Jika kita amati, sebenarnya sudah banyak kok tontonan anak yang memasukkan konten yang menarik dan juga interaktif. Kita sebut saja contoh yang sangat dikenal seperti  ‘Dora the Explorer’. 

“Apakah kamu melihat peta? Di manakah peta?”

 “Ayo kita ulangi bersama-sama jalan untuk menyelamatkan Tony! Hutan…jembatan…kastil…” 

Konten seperti ini sebenarnya bersifat positif, karena anak diajak untuk tidak hanya melihat dan mendengar, tapi juga untuk ikut terlibat dan merespon pertanyaan ataupun ajakan Dora. Tapi yang menjadi permasalahan adalah saat anak hanya sendirian menonton, maka ia pun tidak terdorong untuk merespon ajakan Dora tadi. Acara tontonannya juga akan terus berlanjut tanpa ia harus merasa khawatir jika tidak menjawab pertanyaan Dora.  Apalagi jika memang dalam kesehariannya, si kecil memang belum mampu untuk berbicara, tentu ia tidak akan merespon pertanyaan Dora tadi. Karena terbiasa dengan hanya menonton… menonton... dan menonton saja tanpa harus memberikan respon balik, akibatnya, anak mungkin akan bisa memahami maksud perkataan orang lain, namun sebaliknya, ia tidak terbiasa dan tidak mampu mengutarakan maksudnya kepada orang lain lewat kata-kata. 

Pada dasarnya, gadget dapat memberikan manfaat yang positif selama kita dapat menggunakannya secara bijak. Oleh karena itu, dengan segala fitur dan kelebihan yang dimiliki gadget, Anda sebenarnya dapat memanfaatkannya untuk membantu menstimulasi perkembangan bahasa anak-anak. Berikut, beberapa tips yang dapat Anda coba: 

  1. Pastikan bahwa anak Anda memang cukup siap untuk ber-gadget. Artinya, usianya cukup dan kemampuan bicaranya serta interaksinya sudah berkembang. Lembaga kesehatan dunia WHO, tidak merekomendasikan screen time (termasuk tontonan lewat gadget) untuk anak di bawah usia dua tahun. Jadi, sebelum memberikan anak tontonan, pastikan bahwa si kecil setidaknya sudah mampu mengucapkan beberapa kata yang sesuai dengan usianya, dan juga sudah merespon saat diajak bicara. 
  2. Sudah berapa lama anak Anda dengan gadget-nya hari ini? WHO merekomendasikan screen time tidak lebih dari satu jam untuk anak usia dua hingga empat tahun. Adapun, waktu satu jam ini adalah total durasi waktu menonton. Jadi misalnya, menonton 15 menit, lalu dijedahi aktivitas lain, baru lanjut menonton lagi. 
  3. Berikan pendampingan. Jadi kalaupun memang Anda ingin beristirahat sejenak dari rutinitas saat anak sedang asyik dengan gadget-nya, ya boleh-boleh saja. Namun,pastikan Anda tetap berada di dekat anak. Sesekali waktu, Anda dapat mengajak anak Anda untuk ikut bernyanyi dan mengikuti gerakan dari tontonan yang sedang ia lihat. Atau misalnya Anda juga bisa mengajukan pertanyaan kepada anak seperti “wah…ini bentuk apa, kakak?” “Wah, si adik suka makan brokoli. Kakak juga suka makan brokoli?” Jadi, meskipun anak menonton, interaksi dan komunikasi dua arah masih dapat terjalin. Anda pun dapat melihat tingkat pemahaman bahasa anak. Apakah ia paham saat ditanya? Apakah dia sudah mengenal nama benda-benda tertentu, dst. 
  4. Pilih konten tontonan yang memang tidak hanya menghibur, namun juga bersifat interaktif. Jadi saat tokoh dalam acara tersebut mengajak interaksi, misalnya, "Yang manakah bola? Yuk kita mengatakan sama-sama kata bo...la...bola...". Kosa kata berkembang, Quality time bersama anak didapat, kepercayaan diri anak pun ikut terasah. 
  5. Mengajak anak bernyanyi dan menari tidak harus hanya saat gadget sedang mode-On  loh…Saat Gadget sudah Off/ tidak menyala, Anda bisa mengajak si kecil mengingat lagu-lagu dan gerakan dari yang sudah pernah ia tonton. Anda juga bisa menyesuaikan lagu dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Misalnya menyanyikan lagu twinkle-twinkle little star saat  sedang duduk santai di malam hari bersama anak, atau menyanyikan lagu lihat kebunku saat berjalan-jalan di taman. Selain kosa kata anak menjadi terasah dan berkembang, penginderaan/ sensoris anak pun ikut terstimulasi. 

Jadi… Bukannya kita tidak boleh memberikan gadget kepada anak ya, Parents…Tapi bagaimana kita sebagai orangtua bisa bersikap bijak agar penggunaan gadget bisa optimal untuk perkembangan bahasa anak kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun