Kedua, budaya hiburan. Dulu umumnya akses hiburan hanya dapat dinikmati secara langsung. Saat ini, berbagai media seperti televisi, komputer, dan ponsel pintar sekalipun dapat memunculkan hiburan dalam bentuk video.Â
Ketiga, budaya berpakaian. Kemudahan jangkauan akses internet yang dibarengi dengan berkembangnya marketplace mendukung perubahan cara berpakaian masyarakat. Media sosial seringkali memberikan referensi gaya baru yang biasa disebut sebagai tren berpakaian.Â
Dengan demikian, bisa kita ketahui budaya digital sebagai gagasan yang bersumber pada teknologi dan internet, agaknya benar-benar mempengaruhi cara masyarakat berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat.Â
Jika sebagai seorang penikmat sekaligus pelaku budaya digital tidak memiliki filter atas dirinya, maka bukan tidak mungkin sisi lain era digital akan menjadi bumerang.
Jika ditilik kembali dari budaya yang muncul akibat perkembangan arus era digital, kita juga dihadapkan dengan persoalan seperti kurangnya intensitas komunikasi secara langsung karena munculnya budaya bersosial media, budaya konsumtif yang semakin marak dan menjadi-jadi akibat kemudahan marketplace, dan penyebaran hoaks yang memicu perpecahan akibat overload informasi dari berbagai media yang ada.
Tidak cukup sampai di situ, dengan berkembangnya arus era digital, kita juga akan dihadapkan dengan berbagai kemungkinan kejahatan baik berbentuk penipuan, kasus cyberbulliying, peretasan, dan lain sebagainya. Dibalik gemerlap kemudahan yang tersimpan dalam kemajuan yang ada, tentu ada resiko yang mengikuti hal tersebut.
Jadi yang menjadi pertanyaan, hasil dari era digital ini membangun atau mendestruksi masyarakat? Mari kembali mengingat, kita memiliki peran aktif untuk mewujudkan teknologi digital menjadi bentuk yang membangun. Maraknya aktivitas digital yang dilakukan mengharuskan kita untuk peduli dan menjaga perangkat digital yang dimiliki.
Selain itu, menjaga etika diranah digital, cermat dalam memilah informasi, memperkuat literasi digital, dan berhati-hati dalam menyebarkan opini ke publik menjadi beberapa hal yang dapat dilakukan.Â
Pembatasan atas budaya yang tidak sesuai dengan diri juga budaya bangsa menjadi kunci lain bagi kemajuan bersama. Â Demikian, era digital bukan sebagai alat perusak namun membangun masyarakat agar lebih baik. []