Mohon tunggu...
Devi P. Wihardjo
Devi P. Wihardjo Mohon Tunggu... Editor - Hidup Yang Menghidupkan

Pemerhati Pemerintahan, Politik, Sastra, Filsafat, Ekonomi Indonesia, Pendidikan dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Meresapi Swadeshi Gandhi untuk Kebebasan Ekonomi Indonesia

26 Agustus 2019   18:36 Diperbarui: 28 Agustus 2019   16:10 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Mahatma Gandhi di Parliament Square, London, Inggris. (Wicak Hidayat/KompasTekno)

Dia menentang "produksi massal" (mass production) yang merendahkan martabat dan cenderung hanya mengambil keuntungan dari warga desa, Gandhi justru menyarankan rakyat untuk membuat sebuah produk ( production by mass). Lalu jika anak muda kita lebih bangga memakai GUCCI, LV, Supreme, ZARA atau produk asing lain, kapan Indonesia bisa punya kemandirian ekonomi?.

Jika kita sudah memulainya dengan menjalankan Nawacita dengan baik, maka sebenernya secara jujur kita juga tak akan merendahkan produk dalam negeri kita, cinta produk dalam negeri memang harus di galakkan, bukan hanya slogan semata tapi juga mental pemimpin kita yang jangan mau dilemahkan oleh asing. 

Bung Hatta yang juga terinspirasi oleh Swadeshi pernah mengatakan. "Indonesia tidak akan terang karena obor di Jakarta, tapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa".

Menurut kaidah swadeshi, apa saja yang dibuat dan diproduksi di desa pertama-tama harus digunakan dan dibeli oleh penduduk desa itu sendiri. Pertukaran niaga antara desa atau kota untuk barang kebutuhan pokok harus sesedikit mungkin. 

Desa menjadi lebih kokoh, terbebas dari gejolak ekonomi dari luar. Desa adalah miniatur negeri. Swadeshi tak hanya merupakan cetak biru ekonomi kerakyatan tapi juga kedaulatan (politik) rakyat.

Gandhi kental mengilhami pemikiran proklamator kita, pada konsep berdikari Bung Karno dan pada kedaulatan desa ala Bung Hatta. Bagi Gandhi dan Hatta, kedaulatan desa adalah bentuk kedaulatan paling hakiki. 

Sistem ekonomi dan politik desa tak hanya peduli pada capaian materi, tapi juga capaian budaya, seni, harmoni sosial, dan spiritual. 

Tak hanya swadeshi membebaskan rakyat dari kolonialisme asing, tapi juga oleh kolonialisme bangsa sendiri lewat sistem ekonomi-politik yang merendahkan martabat manusia dan merusak lingkungan alam.

Sementara itu dalam koperasi, beberapa problem struktural yang dihadapi pemerintah, petani maupun konsumen bisa sekaligus dipecahkan. Koperasi memperkuat modal sosial, berupa peningkatan kemampuan manajerial dan kemampuan menyerap pengetahuan serta ketrampilan baru tak hanya dalam budidaya, tapi juga pada pengolahan pangan. 

Bagi Gandhi dan Hatta, kedaulatan desa adalah bentuk kedaulatan paling hakiki. Sistem ekonomi dan politik desa tak hanya peduli pada capaian materi, tapi juga capaian budaya, seni, harmoni sosial, dan spiritual.

Asas Kekeluargaan dalam koperasi begitu pekat dalam mengilhami demokrasi , lahir dari dasar negara kita Pancasila, khususnya sila keempat. Ini artinya setiap persoalan, setiap keputusan dan tata kelola koperasi dibicarakan dalam sebuah musyawarah untuk mufakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun