Mohon tunggu...
Devi P. Wihardjo
Devi P. Wihardjo Mohon Tunggu... Editor - Hidup Yang Menghidupkan

Pemerhati Pemerintahan, Politik, Sastra, Filsafat, Ekonomi Indonesia, Pendidikan dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membaca Jalan Abu-abu Partai Demokrat, Masihkah Akan Kembali Berjaya?

22 November 2018   12:10 Diperbarui: 22 November 2018   12:45 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Devi P. Wihardjo

Anggota AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia) DKI Jakarta

 

DIAM adalah emas?, lalu bagaimana dengan Idealisme?, apakah juga sebongkah emas. Kita memahami langkah partai Demokrat sebagai jalan Abu-abu tetapi media menyebutnya 'Berdiri diatara Dua Kaki', Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga mencontohkan dirinya berdiri diatas satu kaki seperti jalan yang terpincang-pincang, padahal istilah berdiri diantara dua kaki diasumsikan sebagai orang yang plin-plan tak bisa menentukan jalan dan arah.

Seperti sempat disinggung oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief  membahas mengenai politik dua kaki dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hal ini disampaikan melalui laman Twitternya @AndiArief__, Selasa (11/9/2018). Ia menyebut perintah Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jelas memang dua kaki. Menurut Andi, dua kaki yang dimaksud adalah satu kaki di pilihan legislatif (pileg), dan satu kaki di pilihan presiden (pilpres). Ia berpendapat justru aneh jika main satu kaki dalam Pilpres 2019.

Warna Abu-abu dalam dunia politik tentu saja hal yang lumrah, Politik memang merupakan sebuah dunia abu-abu, dimana hitam-putih bercampur seperti adukan warna cat. Salah satu hasilnya adalah sejarah yang pernah terproduksi sebagai bahan ajaran sekolah yang kemudian tidak berlaku karena dianggap tidak lagi sahih oleh kalangan (rezim) masa kini.

Gesture Politik

Gesture partai Demokrat yang dikatakan 'abu-abu' justru begitu terlihat diatas panggung politik, ibarat pertunjukan teater, partai Demokrat merupakan Musik yang membawa penonton lebih menikmati pertunjukan,sementara peran musik dalam teater masih menjadi polemik, padahal musik begitu diperlukan dalam membangun emosi pertunjukan, tanpa musik sebuah pertunjukkan menjadi hambar.

Lalu bagimana dengan peran strategis partai Demokrat untuk memenangkan panggung politik saat ini?.  Karakter SBY sebagai ketua umum yang penuh dengan berbagai pertimbangan dan tidak pernah sembrono dalam mengambil keputusan merupakan salah satu hal yang paling ditunggu dalam menghadapi realitas. 

Akan tetapi sifat pasrah, orang mau berfikir apa tentang partai Demokrat, sharusnya dipertimbangkan, if you don't define yourselves, your enemies will define you (Jika kita tidak secara aktif membangun citra sendiri, lawan politik yang akan membentuk citra kita dimata public). Sebegitu lelahnya kah Partai Demokrat dalam membantuk pencitraan? Sementara pada masa kejayaannya selama periode 2004-2014 pemerintah SBY dikatakan banyak pihak penuh dengan pencitraan, langkah abu-abu ini terlihat Demokrat bersikap realistis dan tidak pesimis.

Perang antar dua kubu melalui Media Sosial saat ini memang semakin brutal dan sangat terbuka. Masyarakat dibuat tak berdaya oleh karena perang terbuka itu, masing-masing kubu baik Paslon 1 (Jokowi-Ma'aruf) maupun Paslon 2 (Prabowo-Sandi). Barangkali SBY juga menerapkan The Art of War yang ditulis oleh Jenderal Ahli Perang Dinasti Qi Cina Sun Tzu, baginya kemenangan menurut Sun Tzu dapat berarti banyak hal, tidak hanya persoalan memenangkan peperangan saja, pun kemudian kemenangan dapat diartikan pula dengan keberhasilan mencapai diplomasi, menggagalkan rencana musuh dan aliansinya, serta menghancurkan strategi musuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun