Mohon tunggu...
Devi Abbas
Devi Abbas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Netizen, Maha Benar atau Maha Tau?

12 Oktober 2018   23:20 Diperbarui: 12 Oktober 2018   23:44 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini smartphone menjadi barang yang wajib dibawa kemanapun dan kapanpun. Sering kejadian, apabila lupa membawa smartphone dibela-belain pulang lagi walau sudah pergi jauh dari rumah. Hidup tanpa smartphone bagai taman tak berbunga oh begitu lah kata para pujangga......

Apa sih yang sering digunakan dalam pemakaian smartphone tersebut?? Kebanyakan dari kita menggunakan smartphone untuk  mengakses media sosial. Seperti facebook, twitter, Instagram, dan sebagainya.

Dengan media sosial kita mendapatkan berbagai keuntungan, seperti kemudahan dalam memperoleh informasi, memudahkan berkomunikasi, memperbanyak kenalan, bahkan dapat melancarkan bisnis. Media sosial yang berkembang sangat pesat dan dapat digunakan berbagai umur dan kalangan, sangat rentan akan penyalahgunaan terkait maksud tertentu.

Kemudahan informasi yang didapat dari media sosial tersebut, terkadang disalahgunakan oleh segelintir orang untuk menyebarkan berita palsu atau hoaks bahkan menyebarkan kebencian. Baiknya kita sebagai pengguna dapat lebih bijak memilih berita mana yang mengandung fakta ataukah hanya hoaks semata.

Salah satu media sosial yang tidak pernah absen saya buka tiap harinya adalah Instagram. Untuk melepas lelah dari rutinitas yang dijalani, saya membuka berbagai akun untuk mencari informasi terkini dan memuaskan kekepoan saya. Selain melihat postingan terbaru, saya juga sering membaca komentar yang terdapat pada postingan tersebut. 

Terkadang saya tertawa, marah, sedih, bahkan prihatin saat membaca beberapa komentar netizen. Netizen kadang memuji, mengkritik, bahkan terkadang ada yang memberikan opini dengan kata-kata yang  tidak pantas dan bersifat merendahkan.

Sering gak mendengar kata-kata "maha benar netizen"???, netizen sering beranggapan maha tau segalanya, seolah mereka lebih paham kondisi seseorang, padahal mereka hanya melihat sedikit kisah dari apa yang dibagikan orang tersebut. Dan netizen juga terkadang berkomentar tanpa berpikir apakah kritikan mereka tersebut dapat menyinggung bahkan melukai perasaan orang yang bersangkutan.

Belakangan ini Indonesia sempat dihebohkan tentang kasus hoaks yang dilakukan oleh seorang aktivis HAM, disini saya tidak ingin membahas lebih mendalam masalah tersebut. Saya lebih tertarik membahas tentang membeludak nya komentar berisi nyinyiran netizen di akun media sosial anak dan menantu dari aktivis HAM tersebut yang kebetulan berprofesi sebagai publik figur. Terlepas dari kesalahan yang dilakukan oleh orang tua dari publik figur tersebut, apa tidak sebaiknya kita lebih menghargai privasi orang lain dengan tidak memberi komentar yang bersifat memojokkan dan menghakimi.

Dalam hidup bermasyarakat kita mempunyai berbagai etika yang harus dijalankan antara lain, kewajiban untuk tidak menyakiti orang lain baik melalui tindakan maupun dengan lisan/verbal. Dibandingkan dengan tindakan, menyakiti orang lain melalui lisan/verbal menurut saya lebih menyakitkan. Karena bagi korbannya dapat  menimbulkan dampak yang serius seperti menurunkan kepercayaan diri mereka, bahkan dapat juga menyebabkan depresi.

Semoga kita dapat lebih bijak dalam memberikan opini di media sosial, jadikan media sosial sebagai media untuk menambah kenalan bukan malah sebaliknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun