Mohon tunggu...
Devi Novianti Fernanda
Devi Novianti Fernanda Mohon Tunggu... Operator - Writer • Motivator • Content Creator • Muslimah Preneur

Seorang muslimah yang sedang jatuh cinta dengan dunia kepenulisan. Menjadikan tulisan sebagai caranya untuk menebar manfaat, menasihati diri, dan berdakwah. Buku pertamanya yang berjudul "Sayap Hijrah" akan segera terbit. Instagram: @denov_fer. Facebook: Devi Novianti Fernanda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Sendal yang Putus

5 Desember 2022   17:46 Diperbarui: 5 Desember 2022   18:07 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya ketika kita menginginkan sesuatu, apa yang akan kita lakukan? Mungkin akan banyak yang menjawab, kita harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Benar?

Iya, tentu, ikhtiar itu penting. Kita harus berusaha untuk mendapatkan yang kita inginkan. Bahkan, menyusun rencana agar semua bisa sesuai target yang kita tentukan, jika itu adalah hal besar. Namun, sebelum itu, ada satu hal yang harus kita lakukan terlebih dulu. Apa itu? Ya, jawabannya adalah doa.

Dulu para sahabat ketika menginginkan sesuatu, meskipun hal-hal yang sepele, mereka mendahulukan meminta kepada Allah. Sebelum berikhtiar, mereka berdoa dulu bahwa mereka membutuhkan sesuatu. Bahkan, ketika lapar, mereka berdoa dulu kepada Allah, tidak langsung mencari nasi di dapur atau jajan ke warung.

Oh, jadi cukup berdoa saja nanti langsung kenyang, begitu? Tidak. Bukan seperti itu. Namun, ini tentang urutan. Sesuatu yang harus kita utamakan terlebih dahulu, skala prioritas, yaitu meminta kepada Allah, bergantung pada-Nya meski itu hal sepele sekalipun. 

Tentu, pada akhirnya kita tetap harus berikhtiar. Namun, akan ada perbedaan yang luar biasa ketika yang pertama kali kita utamakan adalah berdoa kepada Allah, mengadukan apa yang sedang kita butuhkan. 

Ibunda 'Aisyah radhiyallahu Ta'ala 'anha mengatakan:

"Mintalah kepada Allah bahkan meminta tali sendal sekalipun." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman 2/42, al-Albani berkata: "mauquf jayyid" dalam Silsilah adh- Dha'ifah no. 1363)

Masya Allah, terbayang tidak, sih, ketika sendal kita lepas sekalipun, kita langsung minta kepada Allah. Meski di kantong baju kita ada uang yang mencukupi untuk membeli sendal baru. 

Namun, hati kita sadar, bahwa semua ini milik Allah dan Allah yang Maha Kaya, maka sudah seharusnya kita meminta dulu kepada Allah. Kita tidak mengandalkan kemampuan kita sendiri, merasa aku, merasa mampu. Kita mengandalkan Allah. Sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya atas kehendak Allah, jika kita lalai dari meminta pertolongan-Nya.

Ini bagian dari tauhid. Tidak hanya tentang kita mengakui keberadaan Allah, tetapi juga mempercayakan segala hal kepada-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun