Mohon tunggu...
Devi Novianti Fernanda
Devi Novianti Fernanda Mohon Tunggu... Operator - Writer • Motivator • Content Creator • Muslimah Preneur

Seorang muslimah yang sedang jatuh cinta dengan dunia kepenulisan. Menjadikan tulisan sebagai caranya untuk menebar manfaat, menasihati diri, dan berdakwah. Buku pertamanya yang berjudul "Sayap Hijrah" akan segera terbit. Instagram: @denov_fer. Facebook: Devi Novianti Fernanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sudahkah Bersyukur dengan Nikmat Sakit?

26 September 2021   07:01 Diperbarui: 26 September 2021   07:08 7181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freefik.com 

Bagaimana kabarnya hari ini? Apakah dalam keadaan sehat? Atau sedang Allah uji dengan sakit? Apa pun keadaan kita saat ini, semoga kita selalu diberi kenikmatan dalam bersyukur. Sehingga kita tetap tenang dan menerima setiap ketetapan-Nya.

Siklus kehidupan manusia terus berputar. Setiap orang selalu merasakan dan mengalami hal-hal berbeda dalam kehidupannya. Ada yang hari ini kaya, kemudian jadi miskin. Ada yang hari ini mendapat kabar baik, besoknya harus bersabar dengan kabar buruk. Ada pula yang hari ini sehat, beberapa jam kemudian merasakan sakit.

Namun, ada yang istimewa dari seorang muslim. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
"Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya. (HR Muslim Nomor 2999).

Masya Allah. Betapa seorang muslim memiliki pandangan yang khas dalam menghadapi sesuatu. Segala yang menimpanya merupakan kebaikan. Sehingga kesedihan atau kesulitan yang menimpanya, tidak akan membuatnya terpuruk terlalu dalam. 

Banyak dari kita yang saat ini sedang diuji dengan sakit. Entah itu penyakit yang ringan ataupun penyakit yang berat dan memerlukan penanganan yang serius. Namun, dari setiap penyakit yang menimpa kita, pernahkah kita mencari hikmahnya?

Nyatanya setiap kesulitan atau kelapangan yang menimpa manusia, selalu mengandung pelajaran berharga yang menuntut kita untuk peka. Agar kita tidak sekadar tertimpa, tetapi juga mendapat hikmah, sehingga kita terus belajar setiap waktu.

Jika bicara tentang sakit, memang apa hikmah yang bisa kita ambil? Bukankah sakit itu hanya menyiksa tubuh? Bahkan tidak jarang juga menyiksa batin. Apa yang bisa kita dapatkan selain rasa sakit?

Mungkin bagi kita yang menganggap sakit sebagai musibah, merasa sakit tersebut menghambat aktivitas kita dan hal lainnya. Sakit tersebut akan menjadi beban untuk kita. Sangat mungkin jika sakit tersebut akan terus bertambah karena mindset buruk dan mental yang tidak siap. Tidak ada penerimaan dalam diri kita. 

Namun, sebaliknya. Jika kita bersabar dengan sakit yang menimpa kita. Kita akan tetap tenang meski tubuh kita merasakan sakit. Serta nikmat paling luar biasa yang akan kita dapatkan adalah bergugurannya dosa-dosa kita. Masya Allah.

Coba juga kita renungkan ketika kita ditimpa rasa sakit. Apakah sakit tersebut sebagai ujian, teguran, atau azab? Dengan perenungan yang kita lakukan, kita akan berusaha untuk memperbaiki. Itu pun jika kita peka terhadap pesan cinta dari Allah.

Karena tidak bisa kita pungkiri, seringkali manusia bisa mendapat pelajaran setelah kehilangan atau tertimpa sesuatu yang tidak menyenangkan. Seperti halnya kita baru sadar bahwa nikmat sehat itu mahal ketika kita sakit. Dari situ ada yang berusaha untuk mencegah agar ke depannya tidak terkena penyakit yang sama. Namun, ada pula yang tidak belajar dari keadaan sebelumnya dan terus pada siklus yang sama berulang-ulang.

Jika sakit tersebut datangnya dari kezaliman yang kita lakukan terhadap tubuh kita sendiri. Seperti menjalankan pola hidup yang tidak sehat. Bukankah kita harus berusaha untuk memperbaikinya? Sebab ini tentang amanah kita di hadapan Allah.

Namun, jika kita sudah berusaha menjaga kesehatan, qodarullah sakit itu tetap datang. Berarti ini tentang keyakinan kita terhadap takdir Allah. Seperti yang kita bahas di awal. Apakah kita bisa bersabar dan menerima atau tidak?

Mari kita belajar untuk terus bersyukur dengan apa pun yang menimpa kita. Memang bukan hal mudah, tetapi tidak mustahil untuk dilakukan. Bersyukur tidak sekadar dengan ucapan, tetapi dengan perbuatan juga. Jika tentang sakit, rasa syukur kita bisa berupa penjagaan terhadap diri. Dengan memenuhi setiap hak tubuh kita. Barakallahu fiikum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun