Mohon tunggu...
Devi Novianti Fernanda
Devi Novianti Fernanda Mohon Tunggu... Operator - Writer • Motivator • Content Creator • Muslimah Preneur

Seorang muslimah yang sedang jatuh cinta dengan dunia kepenulisan. Menjadikan tulisan sebagai caranya untuk menebar manfaat, menasihati diri, dan berdakwah. Buku pertamanya yang berjudul "Sayap Hijrah" akan segera terbit. Instagram: @denov_fer. Facebook: Devi Novianti Fernanda

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Covid-19, Musibah atau Anugerah?

25 September 2021   06:31 Diperbarui: 25 September 2021   06:36 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com 

Banyak juga, kok, orang-orang yang bisa bersyukur meskipun mendapatkan musibah lebih besar dari kita. Bahkan kehilangan yang lebih banyak dari kita. Lalu, mengapa kita tidak bisa? Sedangkan Allah mengatakan bahwa kita akan diuji sesuai dengan batas kemampuan kita.

Mengambil hikmah dari kisah nabi Ayyub. Beliau Allah berikan ujian dengan kehilangan banyak hal, harta bahkan anak-anak tercintanya. Selain itu, beliau juga Allah berikan penyakit kulit selama bertahun-tahun. Namun, apakah beliau mengeluh? Tidak, bahkan beliau terus mengatakan 'alhamdulillah' untuk setiap cobaan yang beliau terima.

Padahal jika beliau meminta untuk Allah sembuhkan, pasti akan Allah kabulkan. Namun, beliau tidak meminta hal itu. Setelah bertahun-tahun lamanya penyakit tersebut menimpa beliau, akhirnya beliau berdoa kepada Allah. Namun, bukan meminta kesembuhan secara langsung. Lalu, apa yang beliau minta?

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (Q.S Al-Anbiya' [21] : 83)

Surat di atas memberi tahu kita tentang kesabaran serta rasa syukur nabi Ayyub. Beliau tidak meminta kesembuhan, tetapi memuji Allah. Lalu, apa yang terjadi? Allah menyembuhkan penyakit beliau dan memberikan apa-apa yang pernah Allah ambil dari beliau--harta dan anak-anaknya.

Mengapa nabi Ayyub berdoa seperti itu? Karena beliau yakin akan pertolongan Allah. Beliau malu meminta kepada Allah karena merasa selama ini kebaikan Allah lebih banyak daripada musibah atau ujian yang beliau dapatkan.

Bagaimana dengan kita? Terkadang kita merasa ujian sedikit pun sudah merupakan beban. Jarang sekali kita bersyukur ketika sempit atau dalam kesulitan. Bisakah kita juga bersyukur pada kondisi saat ini? Jawabannya tentu bisa.

Bahkan, jika kita bersyukur dengan apa pun yang kita alami karena covid-19 ini. Allah akan berikan kita ketenangan atas setiap ketetapan-Nya. Kita pun akan mendapatkan hikmah atau pelajaran dari setiap kejadian yang menimpa kita.

Nyatanya segala sesuatu yang kita alami merupakan dampak dari apa yang pernah kita lakukan.  Bisa jadi ini adalah teguran untuk kita yang sudah zalim dan melampaui batas. Agar kita kembali dan menyadari keagungan Allah.

Atau bisa jadi virus ini datang untuk menjadi wasilah agar kita mendapatkan pahala kesabaran dari Allah. Wallahualam.

Jadi, kamu mau menjadi orang yang bersyukur atau mengeluh karena covid?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun