Mohon tunggu...
Devi Novianti Fernanda
Devi Novianti Fernanda Mohon Tunggu... Operator - Writer • Motivator • Content Creator • Muslimah Preneur

Seorang muslimah yang sedang jatuh cinta dengan dunia kepenulisan. Menjadikan tulisan sebagai caranya untuk menebar manfaat, menasihati diri, dan berdakwah. Buku pertamanya yang berjudul "Sayap Hijrah" akan segera terbit. Instagram: @denov_fer. Facebook: Devi Novianti Fernanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tanda Kamu Beriman dan Konsekuensinya

3 September 2021   12:02 Diperbarui: 3 September 2021   12:01 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita tidak pernah tahu apakah kita termasuk orang-orang yang beriman atau malah orang yang lalai di hadapan Allah. Namun, jika bagi kita Islam adalah kemuliaan dan anugerah terbaik untuk kita. Lalu, kita berusaha untuk menjalankannya dengan ikhlas dan dengan sebaik-baiknya. Semoga semua itu bisa menjadi tanda bahwa ada keimanan dalam hati kita.

Iman itu sendiri artinya percaya atau yakin. Namun, apakah dengan mengatakan 'saya beriman', itu berarti kita sudah termasuk orang-orang yang beriman? Sayangnya tidak. Sebab ada konsekuensi dari keimanan itu sendiri.

Iman bukan hanya yang diucapkan oleh lisan, tetapi yang diyakini pula oleh hati, serta kita merealisasikannya dalam perbuatan. 

Semua orang bisa mengaku sebagai umat Islam, tetapi tidak semua orang bisa mengatakan bahwa dia orang yang beriman. Sebab hati, hanya Allah yang tahu.

Alangkah indah hidup dengan keimanan. Setiap permasalahan atau kebahagiaan dalam hidup selalu dikaitkan dengan Allah. Segalanya selalu melibatkan Allah.

Di satu sisi kita percaya bahwa Allah adalah Pencipta, di sisi lain kita juga yakin bahwa hanya Allah yang berhak membuat aturan. Sehingga kita berusaha untuk hidup sesuai dengan ketentuannya. Itulah tanda keimanan serta mensyukuri iman itu sendiri.

Kita semua memang pendosa. Kita tidak bisa menjalankan segalanya tanpa cacat sedikit pun. Ada kalanya kita lalai atau khilaf. Namun, mereka yang beriman akan kembali dan memohon ampun atas segala kesalahan. Itulah iman 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah manusia terbaik dan mashum (terjaga dari dosa). Allah telah menjamin surga untuk beliau. Kenikmatan yang lebih baik dari kenikmatan dunia. Namun, apakah beliau menjadi absen dalam beribadah kepada Allah karena jaminan itu? Tentu saja tidak. 

Malah sebaliknya. Dengan jaminan yang ada, nikmat yang bagi Rasulullah tidak terkira. Meskipun ujian untuknya lebih berat dari kita. Beliau tetap beribadah, menyembah Rabbnya, bahkan lebih baik dari kita.

Semalaman beliau salat sampai kakinya bengkak. Untuk apa semua itu? Bisakah kita seperti itu? Rasulullah beribadah, memuji Rabbnya karena rasa syukur beliau kepada Allah. Atas segala nikmat yang telah Allah beri. Itulah iman.

Orang-orang beriman ketika Allah beri nikmat atau ujian sekalipun, akan terus memuji Allah. Akan terus meningkatkan ibadahnya. Mengapa? Karena itulah cara mereka bersyukur kepada Allah. Semoga kita bisa menjadi bagian dari mereka, yang tidak kufur atas nikmat-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun