Menceritaka sebuah kisah pengalamanku bersama BCA. Tentang bagaimana sebuah ikatan terjalin, terputus, hingga terjalin kembali.
Awal Perkenalan
Pertama kalinya aku mengenal Bank BCA yaitu pada tahun 2010. Kala itu aku baru saja berstatus sebagai mahasiswa penerima beasiswa Paramadina Fellowship 2010. Aku mendapatkan beasiswa S1 full gratis, dari mulai biaya kuliah hingga biaya hidup selama 4 tahun menjalani masa perkuliahan di Universitas Paramadina Jakarta, jurusan Desain Produk.
Singkat cerita, seluruh penerima beasiswa dijadwalkan untuk menyiapkan segala dokumen yang diperlukan untuk membuka rekening tabungan. Kami pun pergi ke salah satu kantor cabang Bank BCA lalu aku antri untuk membuat rekening tabungan pertamaku, tepatnya di kantor cabang Adi Graha, Jakarta Selatan.
Ya, melalui rekening tabungan BCA Â masing-masing lah setiap bulannya ditransfer uang dengan jumlah yang sudah ditetapkan. Dan aku pun sering melakukan transaksi tarik tunai seperlunya untuk biaya hidup sehari-hariku dan itu berlangsung selama 4 tahun sampai masa perkuliahanku selesai.
Tabungan BCA adalah tabungan pertama yang aku miliki di usiaku waktu itu yaitu 19 tahun. Bahagia rasanya ketika ingat momen di mana dompetku akhirnya gak hanya berisi KTP dan Foto narsis-ku aja, tapi ada sebuah kartu ATM berwarna biru mengisi salah satu slip khusus untuk penyimpanan kartu.
Saat Hubungan Semakin Erat
Hari demi hari kartu ATM BCA Â berwarna biru menemaniku sebagai penghuni baru dompetku. Memakainya selagi perlu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hariku. Tak disangka tak dinyana, informasi ku terima bahwa Bank BCA adalah donatur beasiswaku melalui Paramadina Fellowhip itu. Tak berhenti di situ, aku dan satu temanku diundang dalam satu pertemuan khusus. Sebuah pertemuan antara kami dan sang donatur. Di Menara BCA lah pertemuan khusus itu tercatur. Bapak Armand W Hartono menyambut dengan santun dan dikenalkan lah ia pada kami sebagai sang donatur. Tanpa canggung kami diajaknya berkeliling di dalam gedung. Di sana ku rasakan bahagia yang tak terbendung.
Terpaksa Putus
4 tahun berlalu, gelar sarjana desain akhirnya tertulis di belakang namaku.
Sejak itu Aku meninggalkan Ibu Kota dan memilih kembali ke daerah asalku untuk melakukan apa saja yang ku bisa untuk melanjutkan hidup. Kartu ATM biru masih bersamaku.
Hari demi hari berlalu sampai ku sadari bahwa aku tak lagi sesering dulu memakai si kartu ATM biru. Di tempatku, kantor cabang terlalu jauhhingga buku tabunganku lama tak ku jenguk-jenguk. Begitu pun dengan kartu ATM biruku yang tak tersentuh-sentuh karena Jarak ATM yang tak kalah jauh. Hingga ku tak ingat lagi kapan terakhir ku sentuh dan hanya tersimpan di dalam dompetku yang mulai rapuh tergerus waktu.
Akhirnya Bersemi Kembali
5 tahun berlalu, jaman banyak berubah dalam tiap lini kehidupan. Teknologi lah yang berperan besar. Dari yang jauh menjadi lebih dekat, dari yang lama menjadi lebih singkat, dari susah menjadi lebih mudah, dan dari yang ribet menjadi lebih simpel.Â
Salah satunya yaitu di bidang Perbankan.
Dalam arus teknologi yang serba digital, Â perbankan pun mengahadapinya dengan berbagai inovasi demi mengimbangi masyarakat terutama generasi muda yang lebih memilih sarana pembayaran digital dan produk keuangan berbasis digital.
Seperti yang dilakukan oleh BCA, sebagai salah satu Bank terbesar di Indonesia. BCA meresponnya dengan meluncurkan beberapa produk inovatif terbaru untuk memudahkan nasabahnya dalam melakukan transaksi digital.
Seperti BCA Keyboard, #BCACardless, Sakuku, OneKlik, dll.
Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh fitur-fitur dari produk BCA tersebut lah yang membuatku ingin merajut kembali hubungan yang sempat terputus dulu bersama si kartu ATM biru. Tak lain dan tak bukan karena aktivitas transaksi yang sering dibutuhkan di saat-saat tertentu seperti transfer rekening, bayar belanja online, cek mutasi rekening, Â isi pulsa, tarik tunai, dan masih banyak lagi.
Tak ada lagi alasan atau halangan untuk melalukan segala jenis transaksi bersama BCA. Apalagi cuma gara-gara ATM jauh. Karena kini segalanya telah dibikin simpel oleh BCA. Ya buka tabungan baru adalah langkahku untuk memulainya kembali bersama Bank BCA.
Buka Tabungan Di Mana Saja Tanggal Merah Sekalipun
Di mana aja? Yap betul!
Kalau dulu harus pergi ke salah satu kantor cabang terdekat. Kini buka tabungan dibikin simpel di smartphone. Yaitu buka tabungan di BCA Mobile.
Modalnya cuma jaringan internet aja loh, yaitu dengan mengunduh BCA Mobile dan pilih fitur "Buka Rekening Baru".
Lebih rinci, berikut langkah-langkahnya atau klik di sini.
1. Unduh aplikasi BCA Mobile,
2. Klik "Buka Rekening Baru"
3. Perhatikan syarat dan tahapan yang ditampilkan di layar
4. Klik "Tidak" di menu registrasi
5. Pilih jenis tabungan yang diinginkan (Tahapan, Tahapan Xpresi, atau Tahapan Gold)
6. Lengkapi dokumen (e-KTP, FOTO DIRI, Tanda Tangan, dan NPWP)
7. Pilih tujuan menabung (transaksi, menabung/investasi, keperluan pribadi, atau lainnya)
8. Pilih fasilitas tabungan (jenis Kartu Paspor) dan nomor ponsel terdaftar untuk layanan m-banking dan isi alamat e-mail untuk layanan internet banking dst.
9. Verifikasi via video call
10. Aktivasi dengan "Buat PIN" dan "Ulangi PIN" (6 digit angka) untuk aktivasi mobile dan internet banking, lalu klik "Lanjut"
11. Rekeningmu BCA-mu telah siap!
Gimana? Simpel kan?
Hanya pakai smartphone, terbukti bisa buka tabungan sekaligus aktif mobile banking dan internet banking.
Lain dulu lain sekarang, jika dulu si kartu ATM biru merupakan simbol ikatan hubunganku dengan Bank BCA. Kini gak perlu lagi karena BCA telah mengeluarkan fitur bernama #BCACardless. #BCACardless adalah fitur terkini BCA Mobile yang memfasilitasi nasabah untuk melakukan transaksi tanpa kartu ATM seperti setor, tarik, dan transaksi Cabang. Lebih simpel bukan? Kartu ATM hilang atau ketinggalan kini udah bukan halangan lagi buat kamu lakukan transaksi.Â
Kalo gini caranya sih aku makin cinta deh sama BCA. Kamu gimana? Masih sempet mikir-mikir? Jangan ribet deh! Kan semua udah #dibikinsimpel sama BCA. Yuk buruan #Joingenerasisimpel, karena generasi simpel pasti pilih BCA untuk lakukan segala jenis transaksi-mu.
