Kondisi ini sungguh berbeda saat berbicara aktivitas silaturahmi dilakukan bersama teman-teman yang bisa langsung dalam banyak ajang seperti agenda bergotong-royong, pengajian, reuni dan segala macam.
Untuk perbedaan dari kedua moment silaturahmi keluarga, tentu cukup jelas. Pada hari Lebaran orang tua yang menjadi tuan rumah, dan pada saat ada nikahan keluarga di Jakarta, saya-lah yang menjadi tuan rumah.
Silaturahmi di Hari Idul Fitri tentu tak ada kendala berarti, karena semuanya telah disiapkan jauh-jauh hari, mulai dari mengambil jatah cuti, siapkan tiket, hingga mempersiapkan oleh-oleh.
Berbeda jauh dengan silaturahmi yang digelar di tanah rantau (memanfaatkan ajang kondangan), yang (terlampau) sering dilakukan secara dadakan, sehingga untuk berkumpul saja dibutuhkan siasat tertentu. Kadang siasat berjalan lancar, kadang pula dihinggapi oleh kendala. Dan itu jelas dapat menguras emosi. Seperti apa? Inilah dia.
Suka duka Silaturahmi di Negeri Rantau
Sebelum membahas siasat, ada baiknya saya menjelaskan terkait suka dukanya terlebih dahulu. Suka karena bisa bersilaturahmi bersama keluarga. Dukanya karena harus memutar kepala guna membagi waktu antara kerjaan dan keluarga. Itu semua membuktikan: "Niat baik selalu mendapat cobaan."
Cobaan pertama, Urusan menjemput keluarga datang. Prihal menjemput ini tak satu dua kali menjadi masalah. Karena setiap kedatangan keluarga dari Sumbawa Besar, sudah pasti berbenturan dengan kerjakan kantor (soalnya datang pas hari kerja). Belum lagi jarak kantor (yang berlokasi di Cawang, Jakarta Timur) menuju bandara Soekarno Hatta cukup jauh.
Hasilnya, saya yang (agak)Â sukar mendapatkan izin (karena masih dalam jam kerja). Untuk itu, saya harus memutar kepala supaya dapat menjemput keluarga.
Alhasil, minta bantuan sana-sini, terutama kepada teman sepermainan yang kebetulan memilki waktu kosong bisa menjadi andalan. Merepotkan sih, cuman mau gimana lagi?
Cobaan Kedua, Urusan Makan Keluarga. Saat rombongan keluarga sudah sampai ke kontrakan, maka otomatis mereka membutuhkan makan. Hal ini sering kali menjadi kendala ketika saya belum berada di rumah (apalagi saat itu saya jarang masak dan makan di rumah).