Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Selain Properti dan Lot Saham, Inilah Aset yang Wajib Anda Lindungi

16 November 2019   01:25 Diperbarui: 16 November 2019   01:45 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu (tepatnya semasa kuliah), saya pernah iseng-iseng menuliskan catatan (versi saya) terkait 3 hal tak bisa dirubah dalam hidup. Pertama, bubarnya band yang digawangi oleh Axl Rose, Slash, Izzi Stradlin, Duff Mckagan, & Steven Adler: Gun N' Roses. Kedua, kotornya sungai di Jakarta. Ketiga, nikmatnya merokok sebagai stimulan menjaring ide-ide kreatif.

Kusus ketiganya. Saya-pun mati-matian mempertahankan pendapat: adalah mustahil menganggap Gun N' Roses (bisa) bersatu kembali, sungai di Jakarta akan (menjadi) bersih, atau saya sendiri (kemudian) dapat berhenti merokok dan mencari stimulan lain untuk menjaring ide-ide kreatif.

Lebih ektrim lagi, saya sama sekali tak percaya akan dewi fortuna dapat hinggap diketiga hal diatas, alias lebih tepatnya menganggap segala upaya membalikkan fakta dari yang saya sebutkan diawal ialah layaknya sebuah mitos, yang cuma didongengkan tanpa paham itu fakta atau fiksi.

Hingga sampai suatu ketika, saya pun tak sengaja mendengar kembali petuah Bismark yang mengatakan bahwa "hidup seperti kunjungan ke dokter gigi. Anda selalu berpikit bahwa hal terburuk belum dimulai. Padahal sebenarnya sudah berakhir."

Seiring bertambahnya usia, ungkapan yang sama ketika sebelumnya terdengar biasa. Perlahan-lahan, saya kemudian menjadi percaya akan sesuatu dapat berubah. Hal itu semakin dikuatkan, saat membaca (kembali) pendapat dari Viktor E. Frank dalam bukunya berjudul "Man's Search For Meaning."  

Ia mengungkap "Kita bisa mengatakan bahwa hampir semua tawanan di kamp konsentrasi percaya bahwa kesempatan hidup mereka yang sesungguhnya telah berlalu. Namun pada kenyataanya, ada kesempatan dan ada tantangan."

Setali dengan itu, kekuatan harapan telah menujukkan kita sebuah momentum (yang mana pada saat itu bisa menjadi keajaiban dunia ke-8), dimana sekeras-kerasnya Slash menyatakan sikap "it's not going to happen," dalam setiap interview yang menanyakan terkait band-nya reuni.

Namun semua berubah semenjak awal 2016, mereka berdua (baik Axl Rose & Slash) telah berkomunikasi serta menyatakan kata sepakat untuk bersatu kembali (reuni) dalam membawakan Hits terkenal mereka (kembali) mulai dari "Sweet Child o' Mine" hingga "November Rain."

Hal terkait upaya membersihkan sungai di Jakarta pun sama. Semenjak gaung pembersihan sungai begitu digalakkan (meski bukan upaya penuh pemerintah daerah), tapi karena ambisi dari seorang pemuda Belanda bernama Boyan Slat yang satu dasawarsa lalu proyeknya (ingin membersihkan samudera Bumi secara pasif dengan memanfaatkan gelombang laut) ditertawakan oleh dunia.

Coba lihat ia di kekinian, sesosok pemuda tersebut telah menjadi pionir dalam usaha pembersihan samudera dan sungai di dunia. Dan ia membawa temuan terbarunya (The Interceptor) ke Indonesia.

The Interceptor ini ialah sebuah wahana nirawak yang mampu menyedot hingga 100 ton sampah plastik per hari. Ia digerakkan oleh energi matahari dan bisa bekerja siang malam tanpa memproduksi polusi suara atau udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun