Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tak Sulit, Ini Cara Bimbing Orangtua Jadi Generasi "Cardless"

5 November 2019   17:47 Diperbarui: 5 November 2019   18:16 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
saat beralih menjadi generasi cardless/ dethazyo

Dalam suatu konsepsi hidup, manusia senantiasa terbentuk oleh lingkungannya, masyarakatnya, alam hidupnya serta berbagai nilai-nilai yang didukung masyarakat dan sebagai anggota masyarakat, seperti pendidikan, pengetahuan, dan memiliki role model tertentu.

Oleh karenanya, saat topik pembicaraan mengarah pada membandingkan antara gaya hidup saya (sebagai generasi millennial), dengan gaya hidup orang tua kandung (sebagai generasi terdahulu), Sudah pasti bagaikan bumi dan langit. 

Sangking jauhnya, ungkapan yang tepat lainnya ialah, generasi dahulu berfokus pada menanti perubahan, generasi sekarang malah telah mampu membuat perubahan.

Betapa tidak, sebagai generasi millennial yang kerap akrap dengan sentuhan kemajuan teknologi, saya setidaknya telah terbiasa melirik lubang-lubang kesempatan sekecil apapun, yang nantinya (bisa jadi) mampu dibuka lebar dengan beragam cara ala kekinian.

Sedangkan, orang tua saya (baik ibu maupun ayah) cenderung berpikir sebaliknya, serta entah mengapa memiliki prinsip yang agak sedikit berbeda (mungkin karena perbedaan zaman) terkait memaknai kemajuan teknologi. Prinsip tersebut kalau tidak salah bernada "kalau ada cara yang lebih sulit, kenapa harus menggunakan cara yang mudah."

Hal itu berlaku dalam setiap sendi kehidupan. Misalkan, generasi sekarang sudah sedemikian dibuat nyaman dengan kehadiran ojek online (ojol), Generasi terdahulu (orang tua saya) malah masih nyaman menggunakan taksi konvensional.

Generasi sekarang sudah sedemikian nyaman dengan belanja via online, orang tua saya masih nyaman berkendara menembus kemacetan mencari barang yang diinginkan. Serta generasi sekarang sudah sedemikian sibuk dengan menonton di layanan media streaming digital via Smartphone, orang tua saya masih nyaman menantikan acara favoritnya di televisi.

Meski begitu, kami sekeluarga tak pernah mempermasalahkan hal itu. Kami sama-sama menikmati dan menghargai bagaimana cara memanjakan diri sesuai selera zaman. Namun, tetap saja ada rasa tanggung jawab sebagai seorang anak saat melihat orang tua masih disibukkan dengan agenda-agenda yang seharus dapat dipangkas dari segi waktu, tenaga, & uang oleh kemajuan teknologi.

Contoh sederhananya, rasa tanggung jawab semakin meninggi kala (lagi-lagi) harus melihat orang tua mengandalkan cara lama dalam hal yang berhubungan dengan transaksi keuangan. Entah karena faktor usia atau kesibukkan setiap tiap awal bulan ke Bank atau ke ATM untuk setor tunai kebutuhan anak-anaknya (selama kuliah), kebutuhan belanja dapur, serta menggaji pegawai dari usaha kecil-kecilan.

Problemnya, dari aktivitas tersebut, tak jarang kartu ATM (sering kali) tak terbawa hingga hilang. Mau tak mau, kejadian tersebut membuat orang tua saya dilanda pusing tujuh keliling, karena harus bolak-balik ke rumah untuk ambil kartu ATM (karena tertinggal), atau karena harus mengantri panjang di kantor cabang bank untuk keesokkan harinya membuat kartu ATM baru.

Uniknya, cara kedua orang tua, relatif berbeda (walau sama-sama membuang waktu) dalam mengikapi hal itu. Kalau ayah biasa hanya bersadar diri menikmati proses, lalu ibu dengan sedikit panik sehingga berbuah curhatan kepada anak-anaknya sepulang dari bank.

Padahal, zaman sudah mengakomodasi kemudahan akan hal itu. Sebagai anak, saya tak ingin kesalahan yang sama kembali berulang. Saya pun mencoba menawarkan sebuah solusi (sebagai langkah menjadi generasi simpel), yaitu Sebuah solusi yang kiranya bisa memfasilitasi kedua orang tua saya saat ada kartu ATM yang tertinggal atau hilang mereka tak panik, sehingga transaksi-pun bisa dilangsung. Cara tersebut ialah dengan mengenalkan mereka dengan fitur Cardless ala BCA Mobile.

Mudahnya Transaksi Tanpa Kartu
Pandangan berupa genarasi tua itu gagap teknologi (gaptek), tak mau mengikuti selera zaman, atau yang paling ektrem menolak kemajuan, (sekali lagi) anggapan tersebut tidak-lah benar. Meski begitu diri yang dulu sempat beranggapan sama, kini akhirnya sadar, bahwa setiap orang tua pada dasarnya sama seperti anak muda, karena ada satu point penting yaitu: keinginan untuk belajar.

"Siapa coba yang anti akan kemudahan." Begitulah saya ingin berucap. Karena orang tua saya sejak diperkenal dengan dengan fitur Cardless tampak sekali raut wajah yang biasanya lelah, kemudian menjadi bahagia saat menjelang awal bulan.

Langkah awal yang saya lakukan tentu dengan meng-install BCA Mobile (dengan update paling baru) pada smartphone kedua orang tua. Lalu mulai membimbing mereka melakukan transaksi tarik tunai, dari awal menjalani langkah seperti Masuk ke aplikasinya, klik menu tarik tunai, pilih nominal (yang diinginkan), masukkan pin M-BCA, barulah kode tarik tunai didapatkan. dan setelahnya mencari ATM BCA terdekat yang mampu mengakomodasi kebutuhan transaksi tanpa kartu.

Demi totalitas, saya dan kedua orang tua langsung beranjak ke ATM didekat rumah. Mendekat ke ATM, pilih menu transaksi tanpa kartu, pilih BCA Mobile, masukkan nomor handphone, masukkan kode tarik tunai, dan uang bisa diambil dan dibawa pulang.

Begitu juga dengan transaksi setor tunai atau melakukan transaksi di kantor cabang yang langkahnya kurang lebih sama (caranya bisa dilihat di video dibawah ini).


Beruntungnya, mereka belajar cukup cepat, bahkan tak sampai satu atau dua hari. sehingga orang tua saya tak lagi dihadapkan oleh kepanikan dengan masalah berupa lupa bawa atau kehilangan kartu ATM.

Itu semua berkat dimudakannya transaksi di cabang & setor -- tarik tanpa kartu ATM ala BCA Mobile. Selebihnya, Saya pun turut menjelaskan kepada mereka, kalau kode transaksi yang didapat dari fitur cardless hanya berlaku untuk satu jam saja.

ketika melewati batas, ya tak perlu panik, dana tetap aman kok. Cukup dibikin simpel dengan ulangi cara diatas. Cuman saya pun turut berpesan kepada mereka: cukup kartu ATM boleh hilang, tapi Smartphone jangan. Hehehe...

Hasilnya, orang tua saya semakin terbantu dengan adanya fitur terbaru dari Bank BCA ini. Semakin hari pun orang tua semakin lihai memanfaatkan fitur transaksi tanpa kartu. sampai-sampai kini mereka sudah mencoba belajar fitur lain seperti kirim duit lewat QR-KU dan memanfaatkan BCA Keyboard untuk kemudahan transaksi.

Jadi, siapa bilang generasi terdahulu tak mau akrab dengan teknologi? Sadari-lah, keakraban itu mirip dengan menyukai sesuatu hal, baik itu barang, maupun dia yang dinanti. Kiranya, harus diawali dengan dikenalkan, kemudian mencari tahu lebih dalam, hingga akhirnya kecintaan dengan sendirinya tumbuh.

Sebelum menutup, paling tidak kita harus mengingat apa yang pernah diucap oleh GZA (Rapper) "Jalani hidup yang penuh rasa kerendahan hati, rasa terima kasih, rasa keingintahuan intelektual, dan jangan pernah berhenti belajar (mengajar)."

signature | dokpri
signature | dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun