Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Bijak Bermedsos di Bulan Ramadan, Awal Hidup Penuh Berkah

17 Mei 2019   16:04 Diperbarui: 17 Mei 2019   16:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bijak ber-medsos/ Tim Gouw from Pexels

Selain menahan haus dan lapar, didalam bulan penuh berkah ini, turut pula menyertakan menahan hawa nafsu dari segala godaan timeline media sosial atau disingkat medsos (Facebook, Instagram, Twitter dan lainnya) berisi ujaran kebencian & berita hoax yang terkutuk. Ironinya, sering kali yang ikut menyebarkan bisa jadi dari kalangan keluarga sendiri, sahabat hingga teman sepermainan.

Lengah sedikit saja, emosi akan terpancing sehingga kekesalan tersebut tertuang dalam bentu postingan berisi umpatan-umpatan yang tak pantas, sindiran yang tak pada tempatnya, hingga menganggap semua orang adalah lawan.

Bersikap reaksioner sih, boleh-boleh saja. Cuman Anda harus ingat, medsos ialah perwakilan brand Anda dikehidupan nyata. Semakin postingan Anda berisi marah, umpatan apalagi menyerang seseorang dengan berita bohong. Jelas, Anda akan membawa pengaruh buruk bagi teman-teman sekitar Anda. Semakin sering Anda menyebarkan ketidaksukaan (apalagi tak percaya hasil Pilpres), maka sepanjang itu hati rasanya di isi oleh amarah. dan saat itu pula puasa Anda (bisa jadi) tak bernilai ibadah dan berkahnya Ramadan takkan menghampiri hidup Anda.

Kalau dilihat lebih jauh, sikap reaksioner ini, mirip-mirip dengan kondisi pada zaman dulu, meski agak berbeda, tapi roman-romannya cenderung sama. Kalau dulu contoh sederhananya, seperti yang diungkap Onghokham dalam kolomnya yang berjudul "Citra Minoritas Pedagang Sebagai Setan (Tempo, 18 Februari 1984),  ia mengungkap  masyarakat kita sering mengait-ngaitkan bagaimana kala melihat ada orang lain sukses cepat, maka stigma negatif yang muncul ialah karena kebanyakkan menjual jiwanya pada setan. Padahal, tak seperti itu juga.

Hal diatas, bisa terjadi karena kita kurang mengulik, terlalu banyak waktu luang, hingga pikiran berisi sesuatu yang negatif semata. Sudahlah, ini bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah, serta mengharuskan kita untuk berpuasa sembari menahan hawa nafsu, lapar, haus dan juga emosi selama sebulan penuh. Maka, sudah selayaknya Anda untuk bersikap "bodo amat" dengan banyak hal, termasuk untuk berkomentar di medsos.

Oleh karenanya, agar ibadah puasa menjadi lancar hingga momen lebaran tiba. Anda harus belajar bagaimana caranya mengendalikan emosi di sosial media. jika belum begitu hebat, inilah beberapa tips untuk Anda guna mempermudah proses mengendalikan emosi, sehingga bulan puasa menjadi momentum awal perubahan, yang berlanjut ke bulan-bulan berikutnya. Cekidottt...

1. Sibukkan diri dengan Kegiatan Baru

Sebelum jauh-jauh menuduh orang lain sebagai sumber yang membuat Anda sehari-hari emosi di medsos dalam bulan puasa. Ada baiknya sejenak introspeksi diri terlebih dahulu. Bisa jadi, karena kita yang sedikit reaksioner terkait postingan orang lain, membuat Anda sering kali memuntahkan kata-kata tak pantas.

Berhubung ini bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Ada baiknya, kegiatan mengunjungi medsos sedikit dikurangi, agar hidup sedikit menjadi tenang, dan bisa fokus dalam beribadah. Kegiatan yang menjadi pilihan pun banyak. Mulai dari membaca buku, ikut pengajian, seminar, atau menjalani hobi lainnya. Nantinya, ketika orang lain masih sibuk berkutat dengan ujaran kebencian maupun Hoax, Anda setidaknya sudah selangkah lebih maju dalam karier maupun pengetahuan.

2. Senyumin Aja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun