Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mari Sambut Era BBM Non-subsidi!

30 Oktober 2017   21:02 Diperbarui: 30 Oktober 2017   21:06 2056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
el camino (sebuah perjalanan)/ dethazyo

Khusus kali ini, saya pribadi mencoba mengungkap sebuah kejadian yang membuat pandangan terkait konsumsi bahan bakar minyak (BBM), berubah 180 derajat. Kala itu, sewaktu masih menimbah ilmu di salah satu kampus swasta di Ibu Kota, motor yang saya tumpangi kebetulan telah memberikan tanda bahwa BBM akan habis. Maka di situlah saya secepatnya mencari Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Pertamina, guna mengisi penuh motor dengan BBM berlabel subsidi. Hitung-hitung murah dan efisien.

Tetapi, tepat sebelum saya mengisi, di depan saya ada seorang bapak-bapak dengan motor jadul yang terkenal di antara era 1970-an atau 1980-an. Bukannya beliau mengisi penuh tangki dengan BBM bersubsidi, malah BBM non-subsidi berjenis Pertamax, yang harga lebih mahal, langsung dibenamkan ke dalam tangki motor jadul tersebut. Di situlah saya sebagai generasi yang terkenal dengan sebutan milenial terasa tertampar keras.

Motor boleh jadul, tapi minumnya BBM berkualitas. Berbeda dengan diri pribadi, motor boleh keluaran terbaru, tapi masalah BBM malah milih yang bersubsidi. Sungguh miris rasanya. Namun beruntung berkat kejadiaan itu, hingga kini masalah pemilihan BBM selalu dipercayakan kepada Pertamax, sekalipun baru-baru ini muncul BBM dengan RON atau oktan 90 (Pertalite) dengan harga lebih murah.

Kenapa saya lebih memilih Pertamax? Mudahnya bisa dilihat dari angka oktannya. Semakin tinggi angka oktan, semakin baik performa mesin dan membuat mesin lebih awet. Pertamax berada pada RON 92, sementara Pertalite (RON 90) dan Premium (RON 88). Bahkan, kala mau lebih baik lagi, pilihan bisa beralih pada Pertamax Turbo (RON 98) atau BBM yang diperuntukkan untuk balapan bernama Pertamax Racing (RON 100). Namun apalah daya, kebetulan daya beli saat ini, cuma memungkinkan untuk mengisi Pertamax biasa saja untuk kendaraan yang digunakan sehari-hari demi menerjang rutinitas.

Kalau ditanya, "Bangga enggak sih pakai Pertamax?" Jelas iya, bangga sekali malah. Selain lebih sedikit mengandung timbal, dengan menggunakan Pertamax, jelas saya sudah sedikit demi sedikit peduli pada bumi pertiwi. Betapa tidak, Pertamax memiliki gas buang rendah, dan lebih ramah lingkungan dibanding ketika saya masih menggunakan BBM bersubsidi (Premium).

Manfaat lainnya dari menggunakan Pertamax ialah membuat ruang bakar menjadi bersih, proses pembakaran lebih bertenaga, serta kompresi sempurna yang membuat mesin bersuara lebih halus. Berkat hal itu, saya pun menjadi tenang ketika menggunakan motor atau mobil untuk perjalanan jauh ataupun dekat, drama-drama ala sinetron mogok di tengah jalan, takkan dirasakan selama BBM yang digunakan bernada berkualitas tinggi, senada dengan jargon dari Pertamina "Pertamax Membuat Mesin Lebih Awet"itu benar adanya.

Dan Bukan bermaksud menggurui, selama Anda sekalian bangga dengan membeli mobil baru dengan harga murah hingga mahal, baiknya Anda mengetahui dahulu jenis kendaraan tersebut cocoknya mengonsumsi BBM dengan oktan berapa.

Jangan sembarangan dengan membeli mobil mahal, tapi minumnya malah BBM bersubsidi yang jelas bisa membuat performa dari mobil tak maksimal dan dapat berpotensi mengalami kerusakan yang berarti duit keluar terus. Sama kayak beli action cam jutaan rupiah, tetapi masalah memory card yang digunakan malah seharga ratusan ribu, jelas saja beberapa kali pemakaian, action cam tersebut takkan berumur panjang, alias rusak.

Guna mendukung asumsi tersebut, saya mencoba mengunduh pendapat dari Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Jongkie Sugiarto kala itu (2014). Ia mengungkap, "Semua mobil keluaran tahun 2006 ke-atas itu sudah standar emisi Euro 2 yang artinya sudah wajib memakai BBM Ron 90 ke atas, itu sudah kita sosialisasikan kepada pengguna."

Melalui pendapat di atas, menjaga kendaraan dengan BBM non-subsidi berkualitas, layaknya menggunakan Pertamax, sudah dapat dikatakan sebagai langkah maju. Jadi, kala pertanyaan, "Apa yang bisa kau berikan untuk negara?" maka Anda tak perlu pusing lagi menjawab, karena dengan membeli BBM non-subsidi, Anda sudah dapat dikatakan telah berkontribusi banyak bagi kemajuan bangsa dan negara. Toh harga mahal sedikit kan tak apa, karena sebanding dengan kualitas yang mampu dibuktikan.

Sebuah kritik bagi Pertamina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun