Sepandai-pandainya tupai melompat
Akhirnya jatuh juga
Sepandai-pandainya berusaha untuk kuat
Akhirnya ambyar juga
Kau membuatku menangis, sekaligus tertawa; hingga keheranan
Kau melakukan itu dalam waktu yang sama, selalu seperti itu
Kadang Kau begitu tega, seperti guru sedang menghukum muridnya
Kadang Kau begitu romantis, seperti kekasih sedang cinta-cintanya
Kadang Kau begitu humoris, seperti komedian sedang menghibur dengan lawakannya
Kadang Kau begitu misterius, seperti anggota FBI yang sedang menyamar menuju sasarannya
Hingga aku (hampir) tidak bisa membedakan; bahagia atau sengsara
Tuhan, tidak kah engkau melihat
Betapa bosannya aku disini ?
Betapa bosannya aku melihat airmata ?
Betapa bosannya aku melihat patah ?
Dari patah asa, patah kaki, hingga patah hati
Dulu, aku menjadi Goa ketika mereka bersedih hati
Kini Jiwa ini menjadi Goa untuk diriku sendiri apapun yang terjadi