Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendongeng Tumbuhkan Minat Membaca

5 Februari 2023   00:55 Diperbarui: 5 Februari 2023   00:57 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://edumasterprivat.com/

Memprihatinkan sebab menurut data UNESCO, literasi Indonesia berada di urutan kedua dunia dari bawah.  Di mana persentase minat baca hanya 0,001 persen, atau dapat diartikan dari 1.000 orang Indonesia hanya satu orang yang rajin membaca.  Data ini pun paralel dengan fakta menyedihkan lainnya bahwa Indonesia menempati urutan ke 5 sebagai negara produsen hoaks!  Kenapa demikian, sebab ketimbang membaca konteks atau isi, masyarakat memilih "cara malas" langsung menyimpulkan hanya dari judul.

Kondisi ini semakin diperburuk dengan kemudahan teknologi.  Dikarenakan era digital mengakibatkan banyaknya kehilangan hal-hal inti yang dilakukan.  Di mana mengerti sesuatu karena instan membaca.  Sekilas dan kilat tetapi tidak memahami secara dalam.  Belum lagi "curang" bertanya Mbah Google yang serba tahu.  Maka semakin malaslah membaca!

Menumbuhkan minat membaca memang bukan perkara mudah.  Alasan yang umum dikatakan orang, bosan dan mengantuk! Padahal buku adalah jendela dunia, demikian pendapat bijak yang sering kita dengar.  Bahwa dengan membaca banyak hal bisa kita peroleh.  Tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga membangun cita-cita.

Namun rupanya rentetan huruf yang membentuk kata dan kalimat sering kali membuat anak hilang selera membaca.  Padahal usia 3 tahun terbilang efektif untuk menumbuhkan minat membaca.   Maka tidaklah heran jika anak lebih memilih beralih ke digital karena lebih interaktif dengan warna, suara dan gerakan.  Sebagai contohnya, mengenalkan Bali misalnya akan jauh lebih menyenangkan melihatnya di konten Youtube ketimbang membaca dari buku.  Bukankah demikian nyatanya?

Menyadari tantangan membaca inilah yang membuatku menjadikan aktivitas mendongeng sebagai rutinitas pengantar tidur ketika kedua remajaku masih berusia 3 dan 4 tahun.  Setiap malam satu buah cerita aku ambil dari kisah Alkitab.  Tentunya aku bawakan dengan hidup, lengkap dengan gaya dan suara berbeda untuk setiap karakter di cerita.

Berlanjut setiap hari Minggu selesai ibadah, sambil menikmati weekend maka keduanya aku bawa ke toko buku.  Tidak untuk membaca, namun hanya untuk membiarkan mereka membuka lembar-lembar buku bergambar.  Membiarkan mereka menanyakan ini cerita apa, ini gambar apa dan berbagai rasa ingin tahu yang timbul.

Terus dan terus hingga tidak terasa minat membaca tersebut tumbuh seiring bertambahnya usia keduanya.  Aku pun kemudian tidak lagi mendongeng.  Sebagai gantinya sesekali aku membelikan buku cerita ataupun pengetahuan.  Tidak selalu baru, sebab terkadang aku membelinya di tempat penjualan buku bekas.  Bahkan novel berbahasa Inggris sesuai usia menjadi santapan putriku sejak masih di kelas 4 SD!  Pertimbanganku untuk menjadi bekal nantinya melahap buku di bangku kuliah.  Secara tidak langsung pula akan menjadi role model untuk adeknya.

Menarik sebab kebiasaan mendongeng nyatanya tidak hanya membangun kedekatan di antara kami.  Tetapi aku bisa katakan keduanya kini jatuh cinta membaca.  Kebiasaan inilah yang memberi manfaat baik, yaitu:

  • Membuka dan menambah wawasan, karena banyak sekali hal baru yang bisa kita ketahui dengan membaca
  • Meningkatkan fungsi otak, karena dengan membaca, kerja otak menjadi lebih baik dan meningkatkan daya ingat.
  • Mengasah imajinasi, dikarenakan kita berandai berada di dunia berbeda ataupun menjadi karakter berbeda.
  • Menambah kosa kata, sebab kata-kata baru sangat mungkin ditemui saat kita membaca
  • Menumbuhkan empati, semisalnya kita membaca karya fiksi.  Kita dimungkinkan larut dalam cerita dan berempati dengan karakter di cerita.
  • Menumbuhkan minat menulis, sebab  bukan tidak mungkin dimulai dari membaca membuat kita ingin menuangkan buah pikiran dalam karya tulis.
  • Meningkatkan kualitas tidur, di dalam hal ini disarankan buku fiksi.  Serta tidak disarankan e-book karena justru cahaya ponsel atau laptop justru berdampak buruk terhadap kesehatan

Kini waktu telah membawa keduanya usia remaja.  Si sulung sudah di bangku kuliah, dan bungsuku segera menyusul mengejar cita-citanya.  Luarbiasanya, selama ini tidak ada kesulitan sedikitpun untuk meminta mereka belajar.  Bagi keduanya membaca menjadi aktivitas menyenangkan, baik membaca buku ataupun e-book.

Lucu mengingat terkadang mereka bercanda, "Mama, kok tidak mendongeng lagi?"   Heheh...aku memang tidak mendongeng, tetapi aku menulis.  Aktivitas yang tanpa disadari bertumbuh dari kebiasaanku mendongengkan kedua buah hatiku ketika kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun