Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kominfo Ajak Melek Literasi untuk Menangkal Hoaks di Tahun Politik

8 Desember 2022   20:03 Diperbarui: 8 Desember 2022   20:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesta demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tidaklah lama lagi.  Ini artinya media memegang peran penting agar masyarakat tidak terkecoh dengan informasi yang beredar.  

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo).  Sehingga penting bagi Kominfo untuk memastikan hadirnya "Pemilu Bersih" agar masyarakat tidak terpecah belah dikarenakan hoaks, ataupun permainan politik identitas.

"Jadi kita ini memang konsen dengan Pemilu 2024.  Jadi kita konsennya adalah bagaimana Pemilu 2024 itu media sosial bersih dari hoaks politik. kenapa? karena hoaks terbukti membuat, menciptakan pembelahan atau polarisasi di masyarakat," jelas Usman di Jakarta, Selasa (6/12).  Dikutip dari: indonesiatech.id

Ehhmmm...pertanyaannya, bagaimana menangkal hoaks tersebut?  Sementara kebenarannya saja tidak diketahui.  Apalagi bagi mereka yang umumnya berusia di atas 50 tahun.  Mereka bingung dengan informasi masuk pada telepon selulernya hoaks atau tidak?  Bagaimana membedakan atau mengetahui informasi tersebut hoaks? 

Inilah juga yang dihadapi oleh para pemilih pemula.  Sekalipun mereka katakanlah tidak gagap teknologi.  Tetapi mereka rentan dikecohkan oleh pemberitaan yang menyesatkan, dan ujungnya justru menjadi mata rantai penyebaran hoaks.

Maka kuncinya adalah literasi agar bisa mengedukasi masyarakat.  Pemerintah atau Diskominfo harus gencar menyosialisasikan cara mengetahui kevaliditasan informasi.  Ambil contohnya saja, politik identitas yang "terbukti" manjur memecah belah masyarakat.

Ooo...memang ini tidaklah mudah!   Tetapi bagaimanapun masyarakat harus tanggap dan cerdas mencerna berita yang beredar.  Jika, pemberitaan tersebut menggunakan identitas sosial, seperti agama, etnik, latar belakang budaya, ataupun ekonomi maka jelas ini dimaksudkan memecah belah, dan cara kotor dengan maksud menjatuhkan lawan politik.  Kenapa?  Sebab, sejatinya pemilu yang bersih adalah yang menggaungkan visi dan misi yang membangun!  Bukan sebaliknya yang justru menjatuhkan!  Ingat, kita adalah satu, Indonesia! 

Langkah menangkal hoaks pun telah diambil Kominfo dengan membentuk satuan tugas khusus (Satgasus) untuk mengawal proses Pemilu 2024 di ruang digital.  Berkolaborasi dengan lembaga atau kementerian lainnya seperti, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Kemudian juga mengajak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Polri, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian PAN-RB, Kementerian Agama, Kemendikbudristek, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).  Nantinya di setiap kementerian dan lembaga membentuk Satgasus masing-masing beserta perangkat dan satuan siber pada kelembagaannya.

Walaupun demikian tetap semua kembali kepada masyarakat.  Khususnya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar menggunakan media sosial untuk kepentingan produktif, positif, dan tidak menebar hoaks demi memastikan demokrasi kita terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun