Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cerita Satu Malam di Kereta Api

3 Oktober 2022   03:59 Diperbarui: 3 Oktober 2022   04:16 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://travelingyuk.com/

Aku tidak tahu persisnya jam berapa, hanya saja aroma mie instant mengusikku.  "Ibu mau rasa apa?  Dipakaikan cabenya nggak, atau dikit sajalah yah.  Biar ada rasa-rasa serunya."  Menoleh aku ke belakang, dan wow...rupanya pas di belakang kursiku pemuda yang membantu kami menaruh tas tadi sedang menyeduh mie instan untuk ibunya.  Hebatnya lagi, mereka membawa termos air panas juga rupanya!

"Mas...mas..maaf, masih ada lagi nggak mienya?  Bagi dong mas, aromanya enak banget." suara pemuda rombongan dari Jambi nekat banget menanyakan.  Beruntungnya pemuda di belakangku baik hati, dan memberikan 1 cup yang masih ada.

"Ada dek, tapi maaf hanya ada 1 saja."  Sahut si ibunya.

"Kalian lapar?  Kalau lapar, kami punya bolu Meranti.  Bagaimana kalau kita potong saja, kami pun lapar sebenarnya.  Oiya...kenalkan kami dari Medan dan mau kuliah di Malang."  Suara datang dari rombongan lain yang menambah ramai isi kereta.

Heheh....karena gabut, dan putriku asyik di alam mimpi.  Aku pun ikut-ikutan nimbrung.  Siapa tahu saja di antara mereka ada yang satu kampus dengan putriku, khan lumayan nambah teman.

"Maaf, kalian juga mau kuliah?  Mahasiswa baru juga nggak?  Sama dong dengan anak tante, tapi sayang bocahnya lagi bermimpi nih." Kataku menunjuk putriku yang samasekali tidak terganggu dengan keramaian kami.

Singkat cerita rupanya isi gerbong kereta malam itu semua anak kuliah, dan kami menuju universitas yang sama!  Tidak peduli lampu sudah dimatikan saatnya untuk tidur, kami justru ngobrol nggak karuan.  Menikmati malam dengan bolu meranti dan berbagi cerita membuat perjalanan kali ini jadi semakin seru.  Sampai-sampai kami tidak sadar ternyata sudah pagi, dan mendekati Stasiun Kota Baru Malang.

Maka sampailah kami, dan terima beres koper yang berat di atas itu sudah diturunkan oleh mereka.  Ok tante, kopernya sudah diturunkan.  Sampai ketemu entah dimana yah tan.

Kamipun berpisah di teras stasiun.  Sementara putriku terbingung-bingung kenapa mamanya ini mendadak punya banyak kenalan.  "Ehhhmmm...mama ngapain semalam?" tanyanya sambil geleng kepala tepok jidat.  Hahah...pertanyaan yang tidak aku jawab.

Tidak tahu di mana mereka semua sekarang.  Tetapi terima kasih yah untuk bolu Merantinya.  Cerita satu malam di kereta Gajayana 74.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun