Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cerita Satu Malam di Kereta Api

3 Oktober 2022   03:59 Diperbarui: 3 Oktober 2022   04:16 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://travelingyuk.com/

Artikelku kali ini masih menyambung cerita sebelumnya   Aku, Kereta Api, dan Putriku  yang bercerita kali pertama naik kereta api setelah sekian waktu.   Bedanya, di kali kedua perjalanan kami ini lebih siap dalam segalanya. Jika sebelumnya untuk mencari tempat kost, maka kali ini untuk mengantarnya kost.  Wuihh...... kebayang dong, dipastikan barang bawaan kami kali ini lebih banyak dari sebelumnya.

Selain laptop yang akan menemaniku begadang sepanjang malam.  Masih ada 2 koper sedang, 1 laptop milik putriku, 1 plastik makan malam kami, dan 1 kantong plastik tentengan berisi roti beserta minuman.  Hahah..... agak frontal sih, karena mirip pindahan.

Berbeda dengan perjalanan pertama, maka kali ini kami berdua sangat percaya diri.  Bahkan untuk membawa barang segambrengpun, kami lakukan sendiri tanpa porter yang biasa bertugas membawa barang.  "Ini tempat duduk kita ma.  Nah, koper yang lebih kecil taruh di dekat kaki mama seperti kemarin.  Lalu segala tentengan makanan ini juga."  Atur putriku dan aku ngikut saja.

Tetapi...ehhhmm...bagaimana dengan koper yang satu ini.  Bentuknya lebih besar, gemuk dan pasti lebih berat.  "Ok, bagaimana kalau mama naik ke kursi, dan kakak angkat kopernya.  Jadi nanti tinggal mama taruh diatas."  Sahutku menunjuk rak tempat bagasi yang berada di atas bangku penumpang.

Dicoba...dicoba...dan dicoba...koper tak terangkat.  Hahaha...kami berdua ngakak karena terlalu percaya diri.  Sementara seorang pemuda menatap kami sambil tersenyum.  "Boleh saya bantu tante untuk menaruh kopernya di atas?"  Katanya ramah, dan dijawab cepat oleh putriku.  "Iya boleh, tolong dibantu mas.  Saya dan mama tidak kuat.  Kami memilih nyerah saja."

Singkat cerita kamipun kemudian duduk manis dan kereta bergerak menuju Kota Malang.  Ehhhmmm...kali ini kereta luarbiasa penuh.  Seluruh bangkunya terisi tak tersisa!  Matakupun mulai melihat sekeliling karena bosan.  "Ibu kostnya sudah dihubungi belum?  Sudah ditanyakan belum apakah ibu boleh nginap di kost kamu?"  Percakapan ibu dan anak di seberang tempat kami terdengar olehku yang gabut alias mulai bosan di perjalanan.

"Sssstt....kak...nampaknya di seberang kita ini senasib.  Mereka juga ibu dan anak yang mau ke tempat kost." Kataku menyenggol lengan putriku.

"Permisi, maaf apakah tante mengantarkan anaknya ke kost?  Kalau begitu sama dong dengan kami.  Kami berlima dari Jambi juga ke Malang untuk kuliah.  Baru tadi siang kami tiba di Bandara Soekarno Hatta, dan langsung lanjut ke Stasiun Gambir."  Tetiba rombongan anak muda yang berada di belakang si ibu tadi bersuara.  Selanjutnya aku melihat mereka asyik bercakap.

"Iihhh...mama kepo.  Mending kita makan saja deh ma." Suara putriku merusak acara.  Hahah...

Tetapi, sebenarnya perjalananku kali ini jauh lebih baik.  Selain bermodal jaket, dan ada selimut yang sudah disediakan kereta.  Aku juga membawa kaos kaki.  Nah, karena malam semakin dingin maka seluruh perlengkapan perang aku pakai.  Tidak lupa mencoba mengisi waktu dengan membuka laptop untuk menulis.  Lengkap dengan camilan roti dan teh kotak yang aku bawa.

Keretapun melaju, dan malam semakin larut.  Sesekali kereta berhenti di stasiun kecil dan besar.  Tetapi kali ini aku memilih lebih nekat.  Setiap kali di stasiun besar, aku pun memilih keluar!  Berjalan-jalan di sekitar stasiun, lumayanlah untuk menghibur diri selama 10 menit.  Lalu kembali masuk setiap kali ku lihat bapak-bapak yang menghisap rokok mulai mematikan rokok mereka dan bergerak masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun